Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitra: Perencanaan Pembiayaan Pilkada di APBD Rawan Dimanfaatkan Calon "Incumbent"

Kompas.com - 18/09/2014, 21:07 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menyebutkan, ada kerawanan politisasi anggaran oleh pemimpin incumbent dalam perencanaan biaya penyelenggaraan pemilihan kepala daerah melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Hal itu dikatakan Sekjen Fitra Yenny Sucipto dalam diskusi tentang pilkada di Sekretariat Nasional Fitra, Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2014).

"Proses penganggaran masih lemah, apalagi kalau masih dibuat dalam APBD," ujar Yenny.

Pengaruh incumbent dalam politik anggaran, kata Yenny, ialah pada biaya penyelenggaraan dari APBD yang membuka peluang dimanfaatkannya anggaran oleh aktor-aktor penentu pembahasan anggaran.

Pengaruh incumbent juga semakin kuat jika partai-partai pendukungnya merupakan mayoritas dari partai di DPR. Hal itu, kata Yenny, terlihat dari peningkatan anggaran bantuan sosial. Selain itu, ada pula potensi penggunaan dana APBD melalui kegiatan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). 

Oleh karena itu, Yenny mengatakan, pelaksanaan pemilihan kepala daerah oleh DPRD tidak sesuai karena sistem penganggaran dan perencanaan dana pilkada masih belum baik. Untuk itu, Fitra merekomendasikan penganggaran dana pilkada agar tidak dimasukkan melalui APBD,  tetapi terpusat melalui APBN. Yenny menyebutnya sebagai standardisasi program penganggaran. Standardisasi dari APBD ke APBN dinilai dapat menghilangkan risiko tumpang tindih biaya anggaran dan dapat mengurangi biaya-biaya yang selama ini terjadi pemborosan oleh penyelenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com