Basket berita pun sudah kosong dengan satu-dua berita baru mulai berdatangan. Pagi yang landai, dalam istilah kami. Tak ada peristiwa besar yang segera butuh tindak lanjut maupun sedang bergulir.
Rabu pagi itu berjalan lambat dan tenang. Namun, itu hanya sampai pukul 06.04 WIB.
"Mas Vik meninggal," bunyi pesan yang menjungkirbalikkan situasi pagi itu, ringkas. "Informasi dari mas BDM barusan," lanjut pesan dari Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com, Heru Margianto, tersebut.
Mas Vik yang disebut Heru dalam pesannya adalah Pemimpin Redaksi Kompas.com, Taufik Hidayat Mihardja. Adapun BDM adalah inisial untuk Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Budiman Tanuredjo.
Sontak, pagi yang landai pun menjadi hiruk pikuk. Duka berbaur dengan beragam komunikasi untuk memastikan kabar tersebut, alamat rumah, rencana pemakaman, dan detail yang menyertainya. Duka dan hiruk pikuk itu pun bukan cuma Kompas.com yang merasakan.
Gelombang kejut
Begitu berita pertama mengabarkan meninggalnya Mas Vik, nama sapaan di Grup Kompas Gramedia untuk Taufik, notifikasi layanan pesan dan panggilan telepon pun tak henti berbunyi. Lagi-lagi, seperti perulangan, layanan pesan dan panggilan telepon itu berisi tanya soal kepastian kabar, alamat, dan detail-detail yang menyertainya.
Tak lewat dari dua jam, sebagian besar orang-orang yang bertukar pesan dan panggilan telepon itu telah terkonsentrasi di satu lokasi, kediaman Taufik. Dalam keterkejutan, para penggawa dari tiga platform media berlabel "Kompas", yakni harian Kompas, Kompas.com, dan Kompas TV, berbaur bersama para kolega dan kerabat Taufik di sana.
Lahir pada 9 Maret 1962, Taufik memulai karier sebagai wartawan pada era '80-an. Sebelum bergabung dengan harian Kompas, Taufik lebih dulu berkiprah di Kantor Berita Antara. Sejumlah kenangan, kesan, dan teladan pun bermunculan menjadi serangkaian cerita berbalut duka, sepanjang pagi hingga petang pada Rabu ini.
Mereka mengenang Taufik
Bagi Edi Taslim, Direktur Group of Digital Kompas Gramedia, Taufik adalah kolega yang lugas, jujur, sangat logis, sekaligus tegas. "Bahkan kelugasan dan keterusterangannya kadang-kadang sampai (terkesan) lugu," kata pemimpin grup yang memayungi Kompas.com ini.
Edi bercerita, suatu kali dia dan Taufik menerima salah satu rekan bisnis. Setelah berbincang selama setengah jam, kata dia, Taufik tiba-tiba bertanya tanpa sungkan, "Ini sebenarnya dari tadi kita ngomongin apa?" ujar dia.
Adapun menurut Budiman, teman satu "angkatan" Taufik di harian Kompas, Taufik adalah wartawan paripurna. "(Taufik) adalah orang yang pernah berada di segala platform. Paripurna memahami jurnalisme," sebut dia, di rumah duka.
Bagi Adhi KSP, Taufik juga adalah pemimpin yang bisa mengenali dengan baik potensi anak buahnya. "Suatu kali saya dipindah ke desk Properti. Ternyata itu dia yang memutuskan. Terbukti juga di sana saya enjoy, bahkan sampai bisa menulis buku."