Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota KPU Merasa Difitnah Bocorkan Materi Debat Saat Bertemu Ketua DPP PDI-P

Kompas.com - 11/08/2014, 18:34 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yang diketuai Jimly Asshiddiqie menyinggung pertemuan antara anggota Komisi Pemilihan Umum Hadar Nafis Gumay dan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Trimedya Panjaitan. Hadar diduga melakukan pelanggaran kode etik terkait pertemuan tersebut.

Hal tersebut diadukan oleh anggota Tim Aliansi Advokat Merah Putih, Eggy Sudjana, dalam sidang kedua DKPP di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (11/8/2014). Dia menilai pertemuan tersebut melanggar kode etik karena Hadar membocorkan materi debat calon presiden kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hadar menggunakan kesempatan sebagai pihak teradu di sidang itu untuk memberikan penjelasan di hadapan majelis hakim DKPP. Dia mengklarifikasi bahwa pertemuan antara dirinya dan Trimedya di Restoran Khas Senayan, Menteng, Jakarta Pusat, terjadi secara tidak sengaja.

"Persoalan saya dituduh bertemu dengan salah satu pihak tim kampanye dan (Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian) Komjen (Pol) Budi (Gunawan) yang terjadi adalah pertemuan yang sama sekali tidak direncanakan," kata Hadar.

Dia mengatakan, dirinya sama sekali tidak membocorkan materi debat capres seperti yang diadukan Eggy. Dia juga mengaku tidak mengenal Budi Gunawan dan baru mengetahui bahwa petinggi Polri itu setelah melihat wajahnya di media massa. "Itu tuduhan yang tidak berdasar, bahkan cenderung fitnah," kata Hadar.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie mengatakan, bertolak belakang dengan hukum yang kaku, persoalan etika memang masuk dalam ranah yang abstrak. Dia pun mengilustrasikan seorang pejabat yang tersenyum bisa saja disebut melanggar etika.

"Kalau dia senyum di waktu dan tempat yang salah, bisa saja dia disebut melanggar etika. Etika itu bisa diinterpretasikan macam-macam," ucap Jimly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com