Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU: Penghitungan Suara di Malaysia Belum Selesai

Kompas.com - 13/07/2014, 15:53 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, proses penghitungan Pemilu Presiden 2014 suara di Malaysia belum selesai. Karena itu, belum dapat disimpulkan siapa yang unggul dipilih warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut (baca: Jokowi-JK Unggul di TPS Malaysia, Kalah Telak Suara Lewat Pos).

"(Penghitungan suara) belum selesai, masih berjalan," ujar Ferry, Minggu (13/7/2014), di Jakarta. Sesuai peraturan KPU, penghitungan suara melalui pos dan drop box dilakukan pada 10-14 Juli 2014.

Menurut Ferry, pengiriman kertas suara melalui pos lebih aman dan minim kecurangan pemungutan suara dibandingkan melalui drop box.

Saat ini Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Perwakilan RI Kuala Lumpur telah memajang hasil perolehan suara sementara pemungutan suara Pemilu Presiden 2014 di website www.ppln.kbrikl.org. Dalam laman tersebut, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa untuk sementara unggul telak atas Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hingga Minggu siang, dari 53.013 suara yang masuk, pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 43.770 suara (83 persen) dan Jokowi-JK 8.525 suara (16 persen). Ada 718 suara tidak sah. Prabowo-Hatta memperoleh hingga 39.671 suara (90 persen) dari perhitungan surat suara dari pos. Adapun Jokowi-JK hanya memperoleh 3709 suara (8 persen). Ada 625 suara tidak sah yang dikirim via pos.

Dia mengatakan, WNI yang memutuskan memilih lewat pos terlebih dulu didata saat pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih. Alamat pengiriman surat suara juga dicatat saat pemutakhiran itu. Paling lambat 14 hari sebelum hari pemungutan suara yang ditetapkan panitia pemilihan luar negeri (PPLN), surat suara dikirim ke alamat pemilih.

Surat suara dikirim dengan tiga buah amplop. Amplop pertama mewadahi dua amplop lain. Amplop kedua berisi surat suara dan amplop ketiga berisi surat pemberitahuan pemilih atau formulir C6 yang harus diisi dengan identitas pemilih.

"Untuk memastikan surat suara itu dicoblos oleh pemilih yang bersangkutan dan dia tidak menggunakan lagi hak pilihnya, C6 dikirim kembali ke kami," kata Ferry.

Surat suara yang sudah dicoblos itu dikirim ke alamat PPLN dan dihitung mulai 9 Juli 2014. Penghitungan suara dari pos dilakukan hingga beberapa sesi karena pemilih melalui pos, kata dia, cukup banyak. Adapun jumlah daftar pemilih tetap luar negeri di Kuala Lumpur adalah 420.643, di mana pemilih melalui TPS sebanyak 68.962, melalui pos 246.626 pemilih, dan melalui drop box 106.374 pemilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com