Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang "Menggilai" Jokowi?

Kompas.com - 01/07/2014, 08:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Melelahkan. Kata itu barangkali adalah diksi yang tepat untuk menggambarkan aktivitas kampanye calon presiden Joko Widodo, di kota mana pun.

Pengamatan Kompas.com, kerumunan warga selalu terjadi. Massa berdesakan hanya sekadar untuk bersalaman atau foto bersama Jokowi.

Jari-jari tangan Jokowi pun sampai lecet saking banyaknya ia bersalaman. Beragam "kegilaan" pun muncul dari aneka rupa dukungan yang datang untuk Jokowi.

Banyak orang, misalnya, rela datang dari tempat-tempat yang jauh dari lokasi kampanye hanya dengan harapan bisa bersalaman dengan Jokowi, bahkan sekadar untuk bisa melihatnya langsung secara sekilas.

Belum lagi warga yang tetap menunggu kedatangan Jokowi sekalipun sudah jelas-jelas terlambat berjam-jam dari jadwal. Itu pun, setelah sekian lama menunggu, Jokowi bisa jadi hanya belasan menit ada di sana.

"Semua kota yang didatangi gila. Trenggalek, Tulungagung, Blitar, 'gila' semuanya. Benar-benar 'gila'," ujar pengamat politik dari Soegeng Sarjadi School of Goverment, Sukardi Rinakit, Minggu (29/6/2014) pagi.

Di kota-kota yang disebutkan Sukardi itu, Jokowi bertemu dengan para relawan saat orang-orang pada umumnya sudah terlelap. Di Blitar, misalnya, pertemuan dengan relawan berlangsung pada Sabtu (28/6/2014) pukul 00.02 WIB, berlanjut di Trenggalek pada pukul 02.00 WIB.

Belum cukup, di Tulungagung berlangsung pertemuan dengan relawan masih pada hari yang sama, pukul 03.00 WIB. Rombongan Jokowi baru masuk ke penginapan pada pukul 04.30 WIB. Waktu istirahat pun hanya hitungan satu hingga dua jam karena pada pukul 08.00 WIB dia sudah kembali berkampanye.

Pelawak kondang Hartono alias Cak Lontong yang baru sekali mengikuti kampanye Jokowi pun sampai kapok. Dia pun mengaku akan berpikir 100 kali sebelum memutuskan kembali ikut kampanye Jokowi.

Mengapa ada fenomena "Gila" Jokowi?

Setali tiga uang pula dengan dukungan kelompok masyarakat yang menyatakan akan mendukung Jokowi-Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Hingga Jumat (27/6/2014), tak kurang dari 1.224 kelompok relawan tercatat mendukung pasangan ini.

Jumlah relawan dari semua kelompok itu mencapai lebih dari 900.000 orang, melampaui target 500.000 yang dipatok tim sukses Jokowi-Kalla.

Rekening gotong royong yang dibuka untuk menyokong kampanye Jokowi-JK pun mendapati tambahan antara Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar per hari hingga sekarang akumulasinya sudah lebih dari Rp 50 miliar.

Fenomena tersebut, menurut Sukardi, memperlihatkan bahwa Jokowi memang dicintai rakyat. Dia berpendapat, ada dua alasan bisa menjelaskan Jokowi bisa dicintai sedemikian rupa.

Pertama, ujar Sukardi, masyarakat berpikir bahwa Jokowi itu seperti rakyat pada umumnya. "Bukan kayak dari pejabat atau elite. Tidak berjarak," ujar dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Nasional
Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Nasional
Stafsus Klaim Jokowi Tak 'Cawe-cawe' di Pilkada Manapun

Stafsus Klaim Jokowi Tak "Cawe-cawe" di Pilkada Manapun

Nasional
Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Nasional
Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Nasional
Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Nasional
Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Nasional
PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Nasional
Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com