Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Tak Pernah Perintahkan Prabowo Lakukan Penculikan

Kompas.com - 19/06/2014, 14:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan Panglima ABRI Jenderal (Purn) Wiranto, Kamis (19/6/2014) di Jakarta, menjelaskan latar belakang kasus penculikan tahun 1998 yang melibatkan sejumlah oknum perwira Kopassus.

Ia menegaskan bahwa aksi penculikan terhadap sejumlah aktivis mahasiswa saat itu dilakukan atas insiatif pribadi Prabowo Subianto, bukan atas perintah atasan dalam hal ini Panglima ABRI.

Wiranto mengatakan, kasus penculikan oleh oknum Kopassus Angkatan Darat dilakukan pada medio Desember 1997 sampai Maret 1998. Pada saat penculikan berlangsung, panglima ABRI masih Jenderal Purn (Alm) Feisal Tanjung.

Sementara itu, saat kasus tersebut mulai dibongkar dan diusut pada 7 Maret 1998, Wiranto telah menggantikan posisi sebagai Panglima ABRI.

"Kasus itu terjadi di bawah panglima lama, sementara saat pengusutan dilakukan panglima baru," ujar Wiranto.

Wiranto menjelaskan, saat pengusutan dimulai, ia berkoordinasi dengan Feisal Tanjung. Pertanyaan yang dilontarkan saat itu adalah memastikan kepada Feisal Tanjung apakah ia pernah memerintahkan untuk menculik aktivis atau melakukan aksi represi.

"Dia mengatakan tidak betul. Tidak pernah. Saya pun mengatakan tidak pernah memerintahkan," lanjut Wiranto.

Wiranto menyatakan, ia melanjutkan kebijakan ABRI saat itu bahwa cara yang digunakan untuk menghadapi mahasiswa, aktivis, dan demonstran adalah dengan dialog dan cara-cara komunikatif, bukan cara represif. Cara-cara kekerasan atau represif dilakukan apabila terpaksa dan betul-betul atas perintah komando.

"Dengan demikian, tidak ada kebijakan yang ekstrem dari pimpinan TNI/ABRI saat itu untuk memerintahkan penculikan. Saat saya dialog dengan Prabowo, kenapa melakukan itu, maka saya yakin itu dilakukan atas inisiatif sendiri atas dasar analisis keadaan yang berlaku saat itu," ujar Wiranto.

Penjelasan bahwa penculikan aktivits dilakukan atas inisiatif Prabowo sebenarnya sudah diungkapkan dalam surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP) sebagai pertimbangan untuk memberhentikan Prabowo dari dinas keprajuritan.

Wiranto menggelar konferensi pers untuk menjawab sejumlah pertanyaan dari masyarakat terkait diskusi dalam debat calon presiden dan wakil presiden putaran pertama. Dalam debat tersebut, calon presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa kegiatan yang terjadi pada tahun 1998 merupakan bagian dari tugas membela negara. Selanjutnya, penilaian bisa ditanyakan kepada atasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com