Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dengarkan Curhatan Sulitnya Jadi Nelayan

Kompas.com - 19/06/2014, 12:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


TEGAL, KOMPAS.com
 — Kedatangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) di tempat pelelangan ikan Tegal Sari, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (19/6/2014), tidak disia-siakan para nelayan. Mereka curhat kepada Jokowi bagaimana sulitnya hidup menjadi nelayan di Indonesia.

Dialog itu dilakukan di lapangan terbuka di tengah-tengah tempat pelelangan ikan. Bau amis dan pijakan yang becek mengelilingi Jokowi. Dia menaiki kursi kayu panjang serta dikelilingi ratusan orang, di antaranya nelayan. Dialog Jokowi dan nelayan itu hanya bermodalkan pengeras suara kecil.

"Saya minta pelayanan izin dibuat satu pintu saja Pak. Biar cepat, biar mudah," ujar Sumarso, salah seorang nelayan, kepada Jokowi.

Sumarso mengatakan, izin melaut para nelayan sangat sulit didapat. Pertama, nelayan harus melalui izin dari banyak "meja". Kedua, nelayan harus membayar pungutan tertentu yang tak sesuai prosedur. Ketiga, waktu mendapatkan izin melaut sangat lama, yakni bisa satu tahun. Rumitnya birokrasi tersebut berimbas kepada aktivitas para nelayan.

Terkadang, jika izin tak segera keluar, nelayan nekat melaut. Alhasil, di tengah laut, mereka ditangkap lantaran tak memiliki kelengkapan surat izin. Keadaan kian runyam ketika ada oknum Polairud yang meminta uang agar nelayan itu tidak kena "tilang".

"Pokoknya dicari-cari alasan supaya kita bisa ditangkap. Masalah tonaselah, apalah," ujar Sumarso.

Persoalan kedua yang diutarakan ke Jokowi adalah sulitnya mendapatkan solar untuk kapal melaut. Kelangkaan solar yang sering terjadi mengakibatkan aktivitas melaut para nelayan tidak terjamin. Jika solar langka, tak ada lagi yang bisa dilakukan nelayan selain memancing ikan seadanya.

"Sulit Pak jadi nelayan sekarang ini," ujar Sumarso.

Menanggapi keluhan itu, Jokowi mengatakan, hal itu bisa terjadi karena tidak adanya kontrol di lapangan dan sistem manajemen yang buruk oleh pemerintah. Ia berjanji, jika jadi presiden akan memberantas penyimpangan-penyimpangan dan membenahi sistemnya seperti yang sudah dilakukan ketika menjadi Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta.

Pantauan Kompas.com, dialog Jokowi dengan nelayan terjadi sekitar 30 menit. Seusai dialog, Jokowi meladeni salam dan foto bersama para nelayan. Jokowi juga sempat berkeliling di tempat pelelangan ikan.

Acara Jokowi di Tegal tersebut merupakan bagian dari rangkaian safari politik Jokowi di Pantai Utara Jawa. Setelah kemarin menyapa warga mulai dari Bekasi, Subang, Indramayu, hingga Cirebon, kali ini Jokowi berkesempatan menghadiri acara relawan di Tegal dan akan dilanjutkan hingga ke Solo, Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Nasional
LIVE STREAMING: Jemaah Haji Indonesia Mulai Prosesi Wukuf di Arafah Hari Ini

LIVE STREAMING: Jemaah Haji Indonesia Mulai Prosesi Wukuf di Arafah Hari Ini

Nasional
Jumlah Jemaah Haji Indonesia Wafat Capai 121 Orang per Hari Ini

Jumlah Jemaah Haji Indonesia Wafat Capai 121 Orang per Hari Ini

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi 'Online' Dibentuk, Dipimpin Hadi hingga Muhadjir Effendy

Satgas Pemberantasan Judi "Online" Dibentuk, Dipimpin Hadi hingga Muhadjir Effendy

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com