Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Peta Kekuatan Prabowo dan Jokowi

Kompas.com - 17/06/2014, 18:19 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilu Presiden 2014 yang sejak awal hanya menghadirkan dua pasangan calon sudah membuat basis-basis pemilih terbagi jelas antara kubu Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Prabowo dinilai kuat di perkotaan dan memiliki basis massa dari kalangan terdidik. Adapun pendukung Jokowi berasal dari pedesaan dan berasal dari kalangan berpendidikan rendah.

Bagaimana perbandingan kekuatan basis pemilih antara kedua calon presiden itu?

Lembaga Survei Indo Barometer membuat detail sebaran pemilih antara Prabowo dan Jokowi. Secara keseluruhan, Jokowi unggul pada banyak elemen masyarakat. Namun, Prabowo juga bisa menyalip Jokowi dengan masuk dalam kalangan masyarakat tertentu.

Jenis kelamin

Dilihat dari kategori jenis kelamin, pendukung Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla memiliki perbedaan tipis di antara kaum Adam. Jokowi-JK sedikit lebih unggul dengan dukungan sebesar 46,7 persen. Sementara itu, Prabowo-Hatta memiliki dukungan sebesar 42 persen.

Kekalahan telak Prabowo-Hatta justru terjadi di kalangan pemilih perempuan. Pendukung Prabowo-Hatta dari kaum Hawa hanya berkisar 31 persen. Adapun Jokowi-JK unggul jauh dengan tingkat dukungan mencapai 53,2 persen.

Suku dan wilayah

Dari kategori suku, pendukung Prabowo-Hatta paling banyak berasal dari suku Minang (56,4 persen), Betawi (46,4 persen), Sunda (44,7 persen). Pendukung Jokowi-JK paling dominan berasal dari Madura (80 persen), Bugis (65 persen), dan Jawa (60 persen).

Dilihat dari kategori sebaran wilayah Jawa dan luar Jawa, pendukung Prabowo-Hatta kalah telak dari pendukung Jokowi-JK. Kantong suara Jokowi-JK di Pulau Jawa mencapai 55,4 persen, sedangkan Prabowo-Hatta 33,8 persen. Di luar Jawa, Jokowi-JK mendapat 42,7 persen suara dan Prabowo-Hatta 40 persen.

Jika ditilik dari persebaran dukungan berdasarkan provinsi, Prabowo-Hatta bisa meraup pundi-pundi suara yang tersebar di beberapa provinsi, seperti Sumatera Utara (46,7 persen), Sumatera Barat (56,7 persen), dan Jawa Barat (45,7 persen). Adapun Jokowi menguasai mutlak wilayah Jawa, yakni seperti Jawa Tengah (68,1 persen), Jawa Timur (64,2 persen), Banten (50 persen), DKI Jakarta (48 persen). Jokowi-JK juga unggul telak di Sulawesi Selatan (67,5 persen).

Pendidikan dan pekerjaan

Berdasarkan survei Indo Barometer, kantong suara Jokowi-JK terpusat pada kelompok masyarakat yang berpendidikan rendah, maksimal mengenyam bangku SLTA. Suara Jokowi-JK unggul mutlak di kategori kelompok masyarakat yang belum dan tamat SD (57,3 persen), tamat SMP (50,7 persen), dan tamat SMA (47,6 persen).

Kantong suara Prabowo-Hatta banyak didapat dari kalangan terdidik. Hal ini terlihat dari tingkat dukungan Prabowo-Hatta di kelompok masyarakat yang pernah mengenyam perguruan tinggi mencapai 46,5 persen. Di kelompok ini, Jokowi-JK meraup 39,5 persen dukungan.

Segaris dengan kantong suara berdasarkan pendidikan, pendukung Jokowi-JK juga sebagian besar berasal dari kalangan wong cilik dengan pendapatan paling besar Rp 3 juta per bulan. Ceruk suara Prabowo-Hatta didapat dari kalangan elite yang memiliki pendapatan di atas angka itu.

Profesi

Dilihat dari profesinya, kantong suara Jokowi-JK mayoritas berasal dari kalangan pemilih pemula yang masih bersekolah (72,7 persen), petani (57,5 persen), sopir dan tukang ojek (54,5 persen), serta ibu rumah tangga (51,2 persen). Adapun Prabowo-Hatta mengandalkan basis massa dari kalangan pensiunan (68,8 persen), pegawai swasta (49,3 persen), dan PNS bukan guru (44,4 persen).

****
Survei Indo Barometer secara keseluruhan menghasilkan elektabilitas Jokowi-JK unggul 13 persen dibandingkan Prabowo-Hatta.

Tingkat elektabilitas Jokowi-JK, menurut survei ini, mencapai 49,9 persen, sedangkan Prabowo-Hatta mencapai 36,5 persen. Sebanyak 13,5 persen belum memberikan jawaban akan pilihan pasangan capres dan cawapres. Jumlah itu terdiri dari 1,5 persen responden yang merahasiakan pilihannya, 11 persen responden yang belum memutuskan, dan 1 persen yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com