Dia meminta dengan keterangannya tersebut, Bawaslu segera mengungkap dan mengeluarkan rekomendasi terhadap dugaan pelanggaran itu. "Mudah-mudahan Bawaslu bisa sesegera mungkin melakukan pendalaman dan mengungkapkan. Ini penting karena setiap warga negara dijamin kebebasan untuk memilih," ujar Sirra usai memberikan keterangannya di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat.
Sirra diperiksa Bawaslu selama sekitar satu jam. Dalam pemeriksaannya itu, Sirra mengaku tidak banyak mengetahui secara detail peristiwa tindakan anggota Babinsa yang mendata warga di wilayah Cideng, Jakarta Pusat. Tetapi, dia membawa barang bukti yang menurutnya dapat menjadi pendukung laporannya, yaitu pemberitaan di beberapa media massa.
"Secara langsung saya memang tidak tahu persis bagaimana pola yang dipakai, bagaimana pendekatannya (anggota Babinsa), apa kepentingan untuk melakukan pendataan itu," kata Sirra.
Sebelumnya, seorang warga di kawasan Jakarta Pusat diresahkan oleh pendataan siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang akan dipilih. Pendataan itu dilakukan oleh orang yang mengaku Babinsa pada Sabtu (31/5/2014) lalu. Pria itu juga mengaku berdinas di bawah kontrol Koramil. Dalam pendataan itu, warga diarahkan untuk memilih pasangan yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat Letnan Kolonel Infantri Yudi Pranoto, Kamis (5/6/2014) mengatakan, telah terjadi kesalahpahaman antara warga dan anggota Babinsa. Yudi membantah pemberitaan di media bahwa seorang anggota Babinsa mendata pilihan warga terhadap dua pasangan calon presiden dan wakil presiden menjelang Pilpres 2014. Yudi memastikan, kedatangan Babinsa ke lingkungan tempat tinggal warga hanyalah tugas rutin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.