Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Wejangan Sultan untuk Jokowi-JK

Kompas.com - 02/06/2014, 14:39 WIB
Indra Akuntono

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
 — Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan sejumlah pesan kepada pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang maju berpasangan pada Pemilu Presiden 2014. Sultan meminta Jokowi-JK memegang teguh amanat rakyat dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sultan menjelaskan, saat berbincang dengan Jokowi-JK, dirinya menangkap niat besar dalam benak pasangan nomor urut dua tersebut. Sultan berharap, jika Jokowi-JK terpilih nanti, maka semua pesan yang ia sampaikan dapat dilaksanakan sepenuhnya.

"Bilamana beliau mendapat kesempatan memimpin, harapan saya hanya satu, bagaimana seorang pemimpin mendapat amanah dengan kekuasaan yang besar. Harapan saya kekuasaan itu harus diabdikan kepada seluruh rakyat," kata Sri Sultan di Yogyakarta, Senin (2/6/2014).

Ia menegaskan, seorang pemimpin dapat bertugas dengan baik saat memahami bahwa kekuasaan sepenuhnya ada di tangan rakyat. Saat mampu memegang prinsip itu, maka pemimpin tersebut dianggapnya sukses dan akan diingat sepanjang hayat oleh seluruh rakyat yang dipimpinnya.

"Karena itulah rakyat akan menghargai, akan diingat sepanjang zaman. Hanya cara itulah harapan saya Indonesia berubah dan bisa menatap Indonesia yang lebih baik," ujarnya.

Sultan juga meminta, jika Jokowi -JK memimpin nanti, maka mereka mampu membawa perubahan di Indonesia. Menurut dia, Indonesia perlu berubah untuk mengimbangi kemajuan global.

"Yang penting Indonesia perlu berubah, rakyat perlu berubah, birokrasi juga perlu berubah, karena dunia juga berubah. Dengan kemauan berubah itulah, rakyat akan diuntungkan, karena rakyat akan diperlakukan sama oleh penguasa dan hukum," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com