Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, SBY Salahkan Media soal Korupsi Kader Demokrat

Kompas.com - 18/05/2014, 15:16 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyalahkan media massa atas hal negatif yang melanda partainya. Kali ini, SBY menyalahkan media soal kasus korupsi yang menjerat beberapa elite partainya.

Hal tersebut diungkapkan SBY saat memberikan sambutan dalam rapat pimpinan nasional Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (18/5/2014).

Awalnya, SBY menyoroti suara Demokrat yang merosot tajam pada pemilu legislatif lalu. Demokrat memperoleh 10,19 persen suara atau setengah dari hasil Pileg 2009, yakni sekitar 20 persen.

"Kenapa suara kita merosot tajam? Karena ada kasus korupsi yang dilakukan kader partai. Ada krisis kepemimpinan partai pada tahun 2013 lalu. Kemudian Partai Demokrat juga digempur habis habisan oleh televisi dan media cetak," kata SBY.

Pemberitaan media terhadap kasus korupsi yang masif itu, menurut SBY, telah mempengaruhi presepsi masyarakat. Masyarakat akhirnya berpikir kalau Demokrat adalah partai terkorup. Padahal, SBY menilai masih banyak partai lain yang korupsinya lebih masif dari Demokrat.

"Media telah membangun presepsi publik seolah Partai Demokrat paling banyak korupsi, kenyataannya tidak," tegas SBY.

Ini bukan kali pertama SBY menyalahkan media. Pada Jumat (16/5/2014) lalu, SBY menyalahkan media dan juga masyarakat atas rendahnya elektabilitas peserta konvensi capres Demokrat. SBY menilai, 11 peserta konvensi sebenarnya punya kualitas yang baik, tetapi media dan masyarakat kurang menyimak ajang tersebut.

Elektabilitas Demokrat terus merosot jauh sebelum Pileg setelah para elite partai itu terjerat kasus korupsi. Bahkan, Anas Urbaningrum ketika masih menjabat Ketua Umum Demokrat menjadi tersangka KPK.

Kepemimpinan DPP Demokrat kemudian diambil alih SBY. Namun, nyatanya Demokrat tetap tidak mampu mencapai target 15 persen suara di Pileg. Dampaknya, Demokrat tidak bisa untuk mengusung capres-cawapres sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com