Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Tak Mau Bujuk Partai Lain untuk Mendukungnya Jadi Cawapres Prabowo

Kompas.com - 16/05/2014, 15:59 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa tidak akan melakukan lobi-lobi politik dalam koalisi agar dirinya dipilih sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Hatta siap jika pada akhirnya ia batal diputuskan sebagai cawapres untuk Prabowo.

Hatta menyadari bahwa tidak semua pihak akan menyetujui keputusannya maju sebagai pendamping Prabowo. Partai Persatuan Pembangunan, yang telah mendeklarasikan dukungan terhadap pencapresan Prabowo, meminta agar keputusan tentang cawapres diambil berdasarkan kesepakatan koalisi. Demikian pula PKS, yang belum resmi mendukung Partai Gerindra maupun Prabowo.

"PPP ajukan SDA (Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali), PKS ajukan tiga nama, menurut saya itu bagus. Pak Prabowo tinggal menetapkan, siapa pun itu. Saya enggak khawatir, hari ini dibatalkan pun saya siap," kata politikus yang baru saja mundur dari jabatan Menteri Koordinator Perekonomian itu.

Saat ditanyakan apakah Hatta akan melakukan lobi-lobi kepada dua partai itu, dia menampiknya. "Enggak perlu lobi-lobi. Kita tidak bisa buat semua orang setuju, that's life," imbuhnya.

Dia menyadari sebelum namanya didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pendamping Prabowo, semua hal bisa saja terjadi.

Sebelumnya, Ketua DPP PPP Ahmad Dimyati Natakusumah mengatakan, partainya bisa saja pindah haluan jika pasangan bakal calon presiden Prabowo Subianto dan bakal calon wakil presiden Hatta Rajasa dideklarasikan tanpa melibatkan partainya untuk menetapkan calon wakil presiden.

"Koalisi harus dibangun atas kebersamaan visi misi. Kalau tidak sesuai karakter PPP sebagai partai umat, PPP akan pindah ke luar. Lihat situasi dan kondisi PPP. Karena PPP milik umat, maka harus dikonsultasikan dengan umat," kata Ketua DPP PPP Ahmad Dimyati Natakusumah di Jakarta, Jumat (16/5/2014), seperti dikutip Antara.

Dimyati menjelaskan, PPP belum diajak bicara untuk menetapkan siapa figur calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo. Sementara ini, di internal PPP, baru nama Suryadharma Ali yang diusulkan untuk menjadi cawapres bagi Prabowo. Namun, kalau duet capres-cawapres diputuskan sesuai komitmen koalisi, mau tidak mau, PPP ikut mengusung pasangan tersebut. Sebaliknya, kalau tidak setuju, PPP akan mempertimbangkan untuk menarik dukungan karena pasangan capres-cawapres merupakan dwitunggal. Penarikan dukungan tersebut dilakukan setelah berkonsultasi terlebih dulu dengan kalangan ulama mengingat PPP merupakan partai milik umat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut UKT Kemungkinan Naik Tahun Depan, Supaya Tak Mendadak

Jokowi Sebut UKT Kemungkinan Naik Tahun Depan, Supaya Tak Mendadak

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Beda Gerakan Mahasiswa Era 1998 dan Sekarang

GASPOL! Hari Ini: Beda Gerakan Mahasiswa Era 1998 dan Sekarang

Nasional
Pimpinan KPK Sebut Pertimbangan Hakim Kabulkan Eksepsi Gazalba Bisa Bikin Penuntutan Perkara Lain Tak Sah

Pimpinan KPK Sebut Pertimbangan Hakim Kabulkan Eksepsi Gazalba Bisa Bikin Penuntutan Perkara Lain Tak Sah

Nasional
Nadiem Batalkan Kenaikan UKT, Bakal Evaluasi Ulang Permintaan PTN Buat Tahun Depan

Nadiem Batalkan Kenaikan UKT, Bakal Evaluasi Ulang Permintaan PTN Buat Tahun Depan

Nasional
Densus 88 Diduga Kuntit Jampidsus, Kapolri: Enggak Ada Masalah Apa-apa

Densus 88 Diduga Kuntit Jampidsus, Kapolri: Enggak Ada Masalah Apa-apa

Nasional
Gaduh UKT Mahal, Pemerintah Diharap Alokasikan Anggaran Tambahan

Gaduh UKT Mahal, Pemerintah Diharap Alokasikan Anggaran Tambahan

Nasional
Jokowi Sudah Panggil Kapolri dan Jaksa Agung Buntut Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88

Jokowi Sudah Panggil Kapolri dan Jaksa Agung Buntut Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88

Nasional
PP Tapera, Gaji Pegawai Negeri dan Swasta Bakal Dipotong Tiap Bulan

PP Tapera, Gaji Pegawai Negeri dan Swasta Bakal Dipotong Tiap Bulan

Nasional
Polemik UKT, Rasio Anggaran Pendidikan dan PDB Dianggap Belum Ideal

Polemik UKT, Rasio Anggaran Pendidikan dan PDB Dianggap Belum Ideal

Nasional
Kisah Kakek Abdullah, Jalani Hari Tua Menganyam Atap Rumbia

Kisah Kakek Abdullah, Jalani Hari Tua Menganyam Atap Rumbia

Nasional
Polisi Usut Keterkaitan Caleg PKS Tersangka Penyelundupan 70 Kilogram Sabu dan Fredy Pratama

Polisi Usut Keterkaitan Caleg PKS Tersangka Penyelundupan 70 Kilogram Sabu dan Fredy Pratama

Nasional
Pemprov DKJ Diamanatkan Bentuk Dana Abadi Kebudayaan, Fahira Idris Paparkan 6 Poin Penting

Pemprov DKJ Diamanatkan Bentuk Dana Abadi Kebudayaan, Fahira Idris Paparkan 6 Poin Penting

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung

Nasional
Pemkot Surabaya Raih Penghargaan SPBE Terbaik dari Presiden Jokowi

Pemkot Surabaya Raih Penghargaan SPBE Terbaik dari Presiden Jokowi

BrandzView
Kades di Aceh Utara Harap Kemensos Perbanyak Bantuan Renovasi Rumah Lansia

Kades di Aceh Utara Harap Kemensos Perbanyak Bantuan Renovasi Rumah Lansia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com