Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penjajakan Koalisi Golkar-Demokrat Buntu?

Kompas.com - 30/04/2014, 19:43 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Tohari mengatakan, partainya sudah beberapa kali membuka penjajakan koalisi dengan Partai Demokrat. Akan tetapi, pembicaraan tersebut belum memberikan titik terang. Penyebabnya, menurut dia, karena Golkar dan Demokrat masih berkeinginan mengusung calon presiden sendiri. 

"Kami buntu saat mereka (Demokrat) hendak bicara dari nol, artinya belum menentukan capres atau cawapres. Sedangkan kamimau memulai pembicaraan dari capres. Titik temu itulah yg hingga saat ini belum ada. Sulit ditemukan antara Partai Golkar dan Partai Demokrat," kata Hajriyanto, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Rabu (30/4/2014) sore.

Hajriyanto mengaku memahami posisi Demokrat yang masih menunggu hasil konvensi calon presiden. Menurutnya, Demokrat serius menggelar konvensi sehingga wajar jika masih memiliki keinginan mengusung pemenang konvensi sebagai bakal calon presiden. 

"Mungkin kalau hasil konvensi sudah jelas nanti, pembicaraan akan lebih jelas,"ujarnya.

Apalagi, lanjut Hajriyanto, Demokrat menyatakan keinginannya membangun poros koalisi baru.

"Itulah yang membuat kami belum mungkin (koalisi). Kebuntuan-kebuntuan itulah yang sedang ingin kita temukan jalan keluarnya," kata Hajriyanto.

Demokrat tertutup

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad juga mengungkapkan hal yang sama. Fadel mengaku tak memahami mengapa Demokrat dan SBY hingga saat ini masih tertutup untuk komunikasi terkait koalisi. Dia menduga SBY minder karena perolehan suara partainya lebih rendah daripada Golkar.

"Kami sebenarnya masih menunggu Partai Demokrat dan Pak SBY. Tapi sepertinya mereka sulit membuka diri. Mungkin penyebabnya karena suara Golkar lebih besar dibanding Demokrat," kata Fadel di kantor DPP Partai Golkar, kawasan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (29/4/2014) malam.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga, Partai Golkar diprediksi meraih sekitar 14-15 persen suara. Sementara Partai Demokrat hanya mendapatkan sekitar 9-10 persen suara.

Fadel juga menduga, ketertutupan SBY terhadap Golkar karena ada sesuatu yang disembunyikannya terhadap Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. Akan tetapi, Fadel tak mengungkapkan lebih jauh terkait dugaannya ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tunjuk Menkopolhukam Jadi Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online

Jokowi Tunjuk Menkopolhukam Jadi Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online

Nasional
Politikus PDI-P: Kalau 'Gentle' sebagai Penegak Hukum, KPK Harus Kembalikan Barang yang Disita dari Hasto

Politikus PDI-P: Kalau "Gentle" sebagai Penegak Hukum, KPK Harus Kembalikan Barang yang Disita dari Hasto

Nasional
Jokowi Tetapkan 10 Juni Sebagai Hari Kewirausahaan Nasional, Bukan Hari Libur

Jokowi Tetapkan 10 Juni Sebagai Hari Kewirausahaan Nasional, Bukan Hari Libur

Nasional
Anggap Duet Anies-Kaesang Sulit Terwujud, Projo: Anies Antitesa Pemerintah Terpilih

Anggap Duet Anies-Kaesang Sulit Terwujud, Projo: Anies Antitesa Pemerintah Terpilih

Nasional
Jokowi Minta PON XXI Aceh-Sumut 2024 Tepat Waktu, Pimpinan DPR Ajak Semua Pihak Turun Tangan

Jokowi Minta PON XXI Aceh-Sumut 2024 Tepat Waktu, Pimpinan DPR Ajak Semua Pihak Turun Tangan

Nasional
Tanggapi Santai Pernyataan Kaesang Soal Duet dengan Anies, Projo: Bisa Saja Bercanda

Tanggapi Santai Pernyataan Kaesang Soal Duet dengan Anies, Projo: Bisa Saja Bercanda

Nasional
Bicara Marwah DPR di Bidang Legislasi, Hasto Kristiyanto: Sekarang Terbalik, Sering Ada Kepentingan di Luar

Bicara Marwah DPR di Bidang Legislasi, Hasto Kristiyanto: Sekarang Terbalik, Sering Ada Kepentingan di Luar

Nasional
Kalah di Pilpres, Anies Akhirnya Kembali Bertarung di Jakarta

Kalah di Pilpres, Anies Akhirnya Kembali Bertarung di Jakarta

Nasional
Airlangga Ungkap Terjadi 'Shifting' Perdagangan ke AS, tetapi RI Belum Menikmati

Airlangga Ungkap Terjadi "Shifting" Perdagangan ke AS, tetapi RI Belum Menikmati

Nasional
Kritik Proses Pemeriksaan Hasto dan Staf oleh KPK, DPD PDI-P: Tidak Adil dan Sewenang-wenang

Kritik Proses Pemeriksaan Hasto dan Staf oleh KPK, DPD PDI-P: Tidak Adil dan Sewenang-wenang

Nasional
Anggap KPK Tidak Tepat Sita Ponsel Hasto, Politikus PDI-P: Ini Bukan Tangkap Tangan

Anggap KPK Tidak Tepat Sita Ponsel Hasto, Politikus PDI-P: Ini Bukan Tangkap Tangan

Nasional
Pemikir Bebas Melawan Kebekuan

Pemikir Bebas Melawan Kebekuan

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Umumkan Maju Pilkada Jakarta | Anies Diprediksi Tolak Duet dengan Kaesang

[POPULER NASIONAL] Anies Umumkan Maju Pilkada Jakarta | Anies Diprediksi Tolak Duet dengan Kaesang

Nasional
Tanggal 17 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MA Bisa Dikonfirmasi Buka Jalan bagi Anak Jokowi jika Kaesang Maju Pilkada, Terutama di Jakarta

Putusan MA Bisa Dikonfirmasi Buka Jalan bagi Anak Jokowi jika Kaesang Maju Pilkada, Terutama di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com