Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politikus Golkar: Akbar Buka Peluang Jadi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 28/04/2014, 15:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang, sangat yakin bahwa pertemuan Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung dan bakal calon presiden dari PDI-P, Joko Widodo, pada Minggu (27/4/2014) malam membicarakan peta politik Pemilu Presiden 2014. Ia menengarai sikap Akbar tersebut dilakukan karena melihat tipisnya peluang Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk menjadi Presiden RI.

"Sudah dipastikan yang dibicarakan adalah masalah politik alias pilpres," kata Zainal saat dihubungi, Senin (28/4/2014).

Zainal mengatakan, peluang Akbar mendampingi Jokowi di pilpres cukup terbuka. Saat ini pengurus Golkar di daerah semakin kencang menyuarakan kekecewaan pada kepemimpinan Aburizal. Kalaupun bukan Akbar, maka posisi pendamping Jokowi akan diisi oleh Wakil Presiden RI 2004-2009 Jusuf Kalla yang juga masih memiliki "darah" Golkar.

Selain itu, Zainal menilai Akbar telah beberapa kali menyuarakan akan mengevaluasi pencapresan Ical di rapat pimpinan nasional Partai Golkar. Wacana evaluasi digelontorkan karena Aburizal gagal membawa Golkar memenangkan pileg dan terancam gagal memimpin koalisi dalam menghadapi pilpres.

"Terbuka peluang Akbar menjadi pendamping Jokowi, meski suaranya nanti akan tergerus. Tapi ada nama Jusuf Kalla, yang kabarnya akan dipasangkan dengan Jokowi," ujarnya.

Semalam, Jokowi secara mendadak bertandang ke kediaman Akbar Tandjung di Jakarta Selatan. Keduanya menghabiskan waktu sekitar 90 menit dengan makan bersama sambil membicarakan situasi politik terkini. Namun, keduanya membantah ada kesepakatan terkait koalisi antara PDI-P dan Golkar.

Hingga kini PDI-P masih terus melakukan penjajakan dengan sejumlah partai untuk berkoalisi menghadapi Pemilu Presiden 2014. Dari semua partai, baru Partai Nasdem yang disebut pasti berkoalisi dengan PDI-P.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com