Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Kecurangan Pemilu Terbanyak dan Termurah Terjadi di Banten

Kompas.com - 21/04/2014, 15:47 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelanggaran dalam Pemilu Legislatif 2014 masih banyak terjadi. Dari hasil pemantauan yang dilakukan tim Indonesia Corruption Watch (ICW), praktik kecurangan dengan berbagai modus paling banyak terjadi di Provinsi Banten.

Anggota Badan Pekerja ICW Divisi Korupsi Politik, Donal Fariz, mengatakan, sedikitnya ditemukan 36 kasus kecurangan di provinsi paling barat Pulau Jawa tersebut. Setelah Banten, ada Riau dan Bengkulu dengan masing-masing temuan sebanyak 31 kasus, Sumatera Barat 30 kasus, dan Sumatera Utara sebanyak 29 kasus.

"Pemantauan ini memang tak mewakili semuanya, tapi bisa menggambarkan secara umum kecurangan pemilu yang dilakukan kandidat atau parpol tertentu," kata Donal, di Jakarta, Senin (21/4/2014).

Donal menuturkan, pelaksanaan pemilu di Banten semakin memprihatinkan karena bukan hanya banyak kecurangan, melainkan juga harga dari kecurangan itu sangat rendah. Selama pemantauan, ditemukan praktik politik uang senilai Rp 5.000 sampai Rp 25.000 di daerah tersebut.

"Harga suara di Banten murah sekali. Ini bahaya. Demokrasi kita masih bertumpu pada uang. Kandidat yang kompeten kalah dengan kandidat yang kuat modal," ujarnya.

Secara keseluruhan, tim ICW menemukan sedikitnya 313 praktik kecurangan dengan berbagai modus selama pemilu legislatif. Pemantauan dilakukan mulai 16 Maret-9 April 2014. Selain Banten, ada 14 provinsi lain yang dipilih menjadi sampel pemantauan.

Pemantauan yang dilakukan tim ICW difokuskan pada empat isu, yakni pemberian uang, pemberian barang, pemberian jasa, dan penggunaan sumber daya negara. Praktik pemberian barang paling banyak dilakukan dengan 128 kasus. Selain itu, ada modus pemberian uang dengan 104 temuan, penggunaan sumber daya negara 54 temuan, dan pemberian jasa 27 kasus.

Untuk pemberian uang, nominalnya dimulai dari Rp 5.000 dan angka tertinggi yang ditemukan adalah di atas Rp 200.000. Pemberian barang didominasi pemberian pakaian dan pemberian jasa banyak ditemukan dengan cara menyajikan kelayakan kesehatan atau menggelar acara hiburan.

Mengenai pelakunya, berdasarkan data yang dimiliki ICW, kandidat merupakan aktor pelaku utama dalam semua modus kecurangan pemilu. Selain kandidat, ditemukan juga kecurangan yang dilakukan oleh tim sukses, aparat pemerintah, dan partai tertentu.

Kecurangan terbanyak terjadi untuk pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota dengan 126 temuan kasus, DPR RI dengan 76 temuan kasus, DPRD provinsi dengan 67 temuan kasus, dan DPD RI dengan 8 kasus. Pihak yang paling banyak menjadi aktor penerimanya adalah warga atau masyarakat yang telah memiliki hak pilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Nasional
Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Nasional
Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Nasional
Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Nasional
Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Nasional
PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Nasional
Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Nasional
Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Nasional
Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Nasional
Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Nasional
Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Nasional
Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Nasional
Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com