Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waketum PPP: Koalisi dengan Gerindra, Ilegal

Kompas.com - 18/04/2014, 22:03 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Emron Pangkapi menilai, koalisi partainya dengan Partai Gerindra yang ditetapkan sore ini adalah sesuatu yang ilegal. Menurutnya, keputusan itu hanya dari Suryadharma Ali seorang, bukan mewakili Partai.

"Pertama, saya terkejut ada sebuah peristwa polituk deklarasi dukungan PPP terhadap pencapresan Prabowo. Tidak benar deklarasi itu karena partai kita ada AD/ART (anggaran dasar/anggaran rumah tangga). Itu tidak sesuai mekanisme. Ilegal," kata Emron di DPP PPP, Jakarta, Jumat (18/4/2014) malam.

Sesuai dengan keputusan musyawarah kerja nasional II PPP di Bandung pada 9 Ferbruari lalu, menurutnya, keputusan untuk mendukung suatu partai tertentu hanya bisa ditetapkan melalui rapat pimpinan nasional (rapimnas).

"Kalau dia (Suryadharma) mengatakan keputusannya tersebut diambil sebagai posisinya sebagai Mandataris Muktamar, tidak benar. Tidak ada satu pasal pun dalam AD/ART PPP yang menyebut beliau Mandataris Muktamar," ujarnya.

Menurut dia, partainya bukan bermasalah dengan Partai Gerindra atau sosok Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Hanya saja, dia menyesalkan mekanisme yang diambil Suryadharma Ali.

"Jadi kalau mau mencoalonkan Prabowo atau siapapun, ada forumnya dan mekanismenya sendiri. Partai ini kolektif kolegial, tidak bisa keputusan sendiri. Ini partai untuk kepentingan umat, bukan bisnis," tambahnya.

Ke depannya, menurut dia, keputusan koalisi dengan Gerindra itu akan dilakukan dalam Rapimnas mendatang. Koalisi tersebut bisa dikukuhkan, namun juga bisa berubah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com