Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei, Kualitas Personal Jokowi di Bawah Jusuf Kalla

Kompas.com - 23/03/2014, 19:21 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei terbaru yang dirilis Pol-Tracking Institute menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di urutan kedua setelah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam hal kualitas personal.  

"Baru kali ini kader PDI-P dikalahkan, di survei kita kali ini. Sebelumnya selalu yang tertinggi," ujar Hanta Yuda AR, Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute saat rilis Survei Mengukur Kualitas Personal Para Kandidat Capres-Cawapres 2014 di Jakarta, Minggu (23/3/2014).

Menanggapi hasil survei tersebut, perwakilan PDI-P bisa menerima hasilnya.

"Baru kali ini saya lihat Jokowi nomor 2, tapi ngga papa. Saya mesti terima," ujar Maruarar Sirait, Ketua Bidang Pemuda DPP PDI-P.

Menurut rilis pers yang dikeluarkan Pol Tracking itu, survei ini diambil berdasarkan kuisioner yang disebar pada 330 responden guru-guru besar dan profesor di seluruh Indonesia, pada Februari-Maret 2014. 

Penilaian dilakukan berdasarkan aspek kompetensi dan kapabilitas, aspek visi dan gagasan, aspek leadership skill dan keberanian mengambil keputusan, pengalaman dan prestasi memimpin, dan kemampuan memimpin dan mengelola koalisi politik partai pendukung, aspek integritas, dan aspek kemampuan menjalankan pemerintahan dan memimpin negara, terutama bidang penegakan hukum/pemberantasan korupsi dan bidang ekonomi/peningkatan kesejahteraan. 

Menurut Pol Tracking, kandidat diseleksi melalui meta-analisis pemberitaan media dan dinamika pencalonan di parpol-parpol. Selain itu, kandidat juga masuk dalam Survei Nasional Opini Publik elektabilitas top of mind pada survei Oktober 2013 dan Desember 2013. 

Pendalaman profil kandidat dilakukan melalui focus group discussion untuk memastikan kandidat tidak menyandang status tersangka/terdakwa/terpidana. Dari serangkaian proses, dihasilkan 35 nama yang layak dinilai kompetensi dan kualitas personalnya. Untuk penentuan skor, dilakukan pada skala 1-10. 

Survei menunjukkan Jusuf Kalla unggul dalam aspek kompetensi dan kapabilitas(7,66), aspek visi dan gagasan (7,71), aspek leadership skill dan keberanian mengambil keputusan (7.93), pengalaman dan prestasi memimpin (7,79), dan kemampuan memimpin dan mengelola koalisi politik partai pendukung (7,46). 

Sedangkan Jokowi unggul dari JK pada aspek integritas (7,83) dan kemampuan menjalankan pemerintahan dan memimpin negara, terutama bidang penegakan hukum/pemberantasan korupsi dan bidang ekonomi/peningkatan kesejahteraan (7,77). 

Urutan 10 tokoh teratas secara kualitas personal adalah Jusuf Kalla, Joko Widodo, Mahfud MD, Wiranto, Prabowo Subianto, Dahlan Iskan, Tri Rismaharini, Surya Paloh, Yusril Ihza Mahendra, dan Aburizal Bakrie. Sedangkan, posisi terendah diduduki oleh Rhoma Irama. 

Sementara itu, pada skor kandidat "Kepala Daerah", Jokowi unggul (7,66) membawahi Tri Rismaharini (6,84), Basuki Tjahaja Purnama (6,69), dan Syahrul Yasin Limpo (6,16). Kemudian disusul juga Isran Noor (6,07), Ahmad Heryawan (5,97), dan Sinyo Harry Sarundajang (5,51). 

Sedangkan skor kualitas personal peserta konvensi Partai Demokrat diraih tertinggi oleh Dahlan Iskan (6,97), yang kemudian disusul Anies Baswedan (6,61), Gita Wirjawan (6,18), Marzuki Alie (6,18), Endriartono Sutarto (6,09), dan Pramono Edhie Wibowo (6,04) diikuti Dino Patti Djalal (5,93), Irman Gusman (5,88), Hayono Isman (5,81), Ali Masykur Musa (5,69), Sinyo Harry Sarundajang (5,51). 

Untuk total skor kualitas personal kandidat ketua partai politik, posisi nomor satu dicapai oleh Wiranto (7,09), disusul oleh Prabowo Subianto (7,08), Surya Paloh (6,81), Yusril Ihza Mahendra (6,72), Aburizal Bakrie (6,70), Hatta Rajasa (6,56), Megawati Soekarnoputri (6,39), Sutiyoso (6,15), Suryadharma Ali (6,06), Anis Matta (5,92), dan Muhaimin Iskandar (5,81).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com