Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Hakim MK Banggakan Kemampuan Lobi Pejabat di CV

Kompas.com - 04/03/2014, 13:01 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu peserta yang melamar sebagai calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Franz Antani, menulis di dalam curriculum vitae (CV) bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk melobi, terutama melobi pejabat di Indonesia. Hal tersebut membuat salah satu tim pakar, Andi Matalatta heran.

"Salah satu syarat yang penting untuk menyeleksi Hakim Konstitusi adalah rekam jejak dan itu bisa dilihat di dalam CV. Di CV ini, Anda menulis kalau Anda mempunyai kemampuan lobi yang bagus kepada pejabat indonesia?" tanya Andi dalam fit and proper test di Komisi III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/4/2014) siang.

Franz membenarkan pertanyaan Andi itu. Mendengar jawaban santai Franz, Andi menjadi semakin heran. Dia tak habis pikir bagaimana kemampuan lobi pejabat tersebut bisa berhubungan dengan posisi hakim konstitusi.

Andi pun kembali mengajukan pertanyaan lanjutan untuk Franz. "Anda menulis CV ini untuk menjadi hakim konstitusi kan? Apa Anda pikir kemampuan untuk melobi pejabat ini bermanfaat untuk menjadi hakim MK?" cecar Andi.

Franz beralasan, kemampuan lobi tersebut dapat digunakan secara umum, tidak hanya menjadi hakim MK. Jawaban itu kembali mendapat sanggahan dari Andi.

"Ini CV bapak tulis untuk menjadi hakim MK, berarti harusnya kemampuan yang ditulis sesuai dengan kapasitas sebagai hakim MK," ujarnya.

Andi bahkan mencurigai kalau kemampuan tersebut nantinya akan dimanfaatkan Franz untuk mengambil keuntungan sebagai hakim. "Saya tetap enggak masuk ke akal saya, kenapa banyak kemampuan lain tidak dicantumkan? Yang dicantumkan justru lobi pejabat. Kenapa Anda membanggakan diri punya ability untuk lobi pejabat? Jangan-jangan Anda ingin jadi hakim MK untuk lobi-lobi putusan?" ujar Andi.

Cecaran yang dilakukan Andi tersebut mengundang senyum dan tawa kecil dari anggota tim pakar lain, para anggota Komisi III, dan wartawan yang hadir di ruangan.

Ujian ini dilakukan oleh delapan anggota Tim Pakar dan anggota Komisi III DPR. Hasil ujian ini akan dibahas oleh Tim Pakar dan menjadi rekomendasi kepada Komisi III yang akan memilih dua calon hakim konstitusi. Dua calon hakim yang terpilih akan menggantikan posisi Akil Mochtar yang menjadi terdakwa kasus suap dan Harjono yang akan segera memasuki masa pensiun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com