Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Dana Saksi Parpol Hampir Pasti Batal

Kompas.com - 18/02/2014, 19:10 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menyatakan bahwa dana saksi partai politik hampir dipastikan batal. Pemerintah tidak mau mengambil risiko sebab dana saksi parpol tidak memiliki landasan hukum.

Hal ini dikatakan oleh Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad kepada wartawan seusai diskusi di Media Center Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa (17/2/2014). "Kalau dana saksi parpol, sepertinya hampir pasti batal," ujar Muhammad.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Dalam Negeri hari ini, kata dia, ada dua alasan mengapa dana saksi parpol akan dibatalkan. Alasan pertama karena ketidakjelasan sikap partai politik terhadap dana saksi parpol. Selain itu, tidak ada regulasi yang bisa memayungi dana saksi parpol.

Muhammad sebenarnya mendorong adanya dana saksi parpol karena Bawaslu ingin memastikan  saksi dari setiap parpol di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Kehadiran saksi parpol ini penting untuk memastikan agar kejadian di Pemilu 2009 tidak terulang lagi. Dia mengatakan, saat itu jumlah saksi parpol kurang dan hal itu dimanfaatkan oleh partai-partai besar untuk menggalang suara. "Semakin banyak yang mengawasi semakin positif. Berarti potensi pelanggaran bisa ditekan," kata Muhammad.

Muhammad mengatakan, bukan tidak mungkin akan dicarikan payung hukum dengan mencari pasal-pasal yang bisa menjembatani regulasi dengan kondisi riil penghitungan suara. "Jika benar dibatalkan, kami tetap siap melakukan pengawasan secara optimal. Kami akan mengawasi terutama rekapitulasi suara di desa-desa, kelurahan, dan kecamatan yang paling rawan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com