Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Kami Akan Jaga Risma, seperti Menjaga Jokowi dan Ganjar

Kompas.com - 13/02/2014, 09:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan Wali Kota Tri Rismaharini saat tampil di program "Mata Najwa", Rabu (12/2/2014) malam, semakin memperkuat rumor mengenai keinginannya mundur dari jabatannya. Risma tak mau berjanji tak akan mundur dari jabatannya. Partai yang mengusung Risma, PDI Perjuangan (PDI-P), membantah kabar mundurnya Risma.  

Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristyanto mengatakan, ia dan Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo telah bertemu Risma. Dalam pertemuan itu, menurut Hasto, Risma tak berniat untuk mundur dari jabatannya. Namun, ia mengaku tengah menghadapi tekanan.

Hasto menekankan, PDI-P akan melindungi Risma dari tekanan dan kepentingan politik apa pun.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini (kiri), usai menerima Piala Adipura Kencana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/3/2013). Perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013 diperingati dengan pemberian penghargaan Adipura bagi kota/provinsi dan Kalpataru bagi individu yang peduli pada lingkungan hidup.
"Kami akan jaga. Sebagai parpol, kami wajib jaga Bu Risma. Sama seperti kami menjaga Jokowi dan Ganjar. Akan kami jaga sampai akhir," ujar Hasto, saat dihubungi, Kamis (13/2/2014).

Menurut Hasto, selama ini, PDI-P tidak pernah mencabut dukungan terhadap kepala daerah yang diusungnya, kecuali kepala daerah tersebut membuat kebijakan yang tidak pro-rakyat.

Selama ini, komunikasi antara Risma dan partai berjalan baik. Tekanan yang dihadapi Risma, kata Hasto, tak berasal dari internal partai, tetapi dari eksternal. Salah satunya Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

"Dia dapat tekanan, dari gubernur dan kelompok bisnis terkait pembangunan jalan tol. PDI-P mendukung sikap Bu Risma yang memilih memajukan angkutan publik dulu. Jadi siapa pun pasti ada tekanan, inilah ujian pemimpin," kata Hasto.

Seperti diberitakan, Tri Rismaharani dikabarkan tidak cocok dengan wakilnya yang baru dilantik, Wisnu Sakti Buana. Risma sempat mempertanyakan soal keabsahan pelantikan Wisnu menjadi wakilnya. Wisnu, yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya itu, menggantikan posisi Bambang Dwi Hartono yang mundur untuk maju pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur pada 2013 lalu.

Wisnu dipilih dalam forum paripurna anggota DPRD Surabaya yang sempat alot karena tarik ulur kepentingan politik di internal DPRD Surabaya, November 2013 lalu. 

Kegamangan Risma

Saat hadir sebagai tamu di program "Mata Najwa" yang ditayangkan di Metro TV, Rabu (12/2/2014) malam, Najwa Shihab, pemandu acara, mengorek seputar isu pengunduran diri Risma sebagai Wali Kota Surabaya. Meski tak menjawab lugas, Risma menunjukkan kesan melalui ekspresi wajahnya bahwa ia menghadapi tekanan terkait tanggung jawabnya sebagai wali kota. Risma sempat menangis saat bertutur tentang kisah anak-anak yang menjadi pekerja seks komersial di kawasan Dolly, Surabaya. Sambil terisak, Risma tak kuasa menjawab pertanyaan Najwa tentang apa yang terjadi dengan remaja perempuan yang ia jumpai di sana.

"Saya tidak tega," katanya terbata.

Air matanya menetes. Risma kembali tak menjawab secara lugas ketika Najwa kembali melontarkan pertanyaan mengapa Risma punya keinginan mundur sebagai Wali Kota. Ia hanya terdiam. Wajahnya terlihat murung. Ia bahkan tak berani berjanji untuk mengurungkan niatnya mundur.

Baca juga:
PDI-P Minta Risma Tahan Banting Hadapi Tekanan Politik
Tak Tahan Tekanan, Tri Rismaharini Ingin Mundur dari Wali Kota Surabaya?
Tampil di "Mata Najwa", Bu Risma Jadi "Trending Topic"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com