Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Minta Risma Tahan Banting Hadapi Tekanan Politik

Kompas.com - 13/02/2014, 08:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengatakan, pengurus DPP telah bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani, merespons kabar keinginannya untuk mundur. Dalam pertemuan itu, pengurus DPP PDI-P meminta Risma menghadapi tekanan sebagai tempaan menjadi pemimpin yang andal.

"Saya dan Pak Tjahjo (Sekjen PDI-P) sudah bertemu Risma, enggak ada masalah. Yang penting sekarang dibuat hening dulu," ujar Hasto, saat dihubungi pada Kamis (13/2/2014).

Hasto membantah rumor bahwa Risma berniat mundur dari jabatannya. Namun, ia mengakui, Risma tengah menghadapi tekanan. Ia memastikan, tekanan itu bukan berasal dari internal partai.  

KOMPAS.com/Indra Akuntono Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
"Itu tekanan biasa. Kalau politik kan pasti ada tekanan. Namanya masuk ke partai, apalagi jabatan Wali Kota, pasti ada tekanan. Tinggal kuat apa enggak?" kata Hasto.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan, apa yang dihadapi Risma saat ini tak terkait dengan tak harmonisnya hubungan dengan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana. Tekanan itu, lanjut Hasto, berasal dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo terkait rencana pembangunan jalan tol.

"Risma menghendaki pembangunan angkutan publik. Kami dukung itu. Jadi, namanya wali kota dan gubernur, tekanan sudah pasti ada. Di situlah, seseorang ditempa jadi pimpinan," ungkap Hasto.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo menegaskan, partainya mendukung penuh pemerintahan yang dijalankan Risma. "Tekanan dari siapa? Ibu Risma didukung PDI Perjuangan sebagai Wali Kota Surabaya," kata Tjahjo.

Seperti diberitakan, Tri Rismaharani dikabarkan tidak cocok dengan wakilnya yang baru dilantik, Wisnu Sakti Buana. Risma sempat mempertanyakan soal keabsahan pelantikan Wisnu menjadi wakilnya. Wisnu, yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya itu, menggantikan posisi Bambang Dwi Hartono yang mundur untuk maju pada Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2013 lalu.

Wisnu dipilih dalam forum paripurna anggota DPRD Surabaya yang sempat alot karena tarik ulur kepentingan politik di internal DPRD Surabaya, November 2013 lalu. 

Kegamangan Risma

Saat hadir sebagai tamu di program Mata Najwa yang ditayangkan di Metro TV, Rabu (12/2/2014) malam, Najwa Shihab, pemandu acara, mengorek seputar isu pengunduran diri Risma sebagai Wali Kota Surabaya. Meski tak menjawab lugas, Risma menunjukkan kesan melalui ekspresi wajahnya bahwa ia menghadapi tekanan terkait tanggung jawabnya sebagai Wali Kota. Risma sempat menangis saat bertutur tentang kisah anak-anak yang menjadi pekerja seks komersial di kawasan Dolly, Surabaya. Sambil terisak, Risma tak kuasa menjawab pertanyaan Najwa tentang apa yang terjadi dengan remaja perempuan yang ia jumpai di sana.

"Saya tidak tega," katanya terbata.

Air matanya menetes. Risma kembali tak menjawab secara lugas ketika Najwa kembali melontarkan pertanyaan mengapa Risma punya keinginan mundur sebagai Wali Kota. Ia hanya terdiam. Wajahnya terlihat murung. Ia bahkan tak berani berjanji untuk mengurungkan niatnya mundur.

Baca juga:
Tak Tahan Tekanan, Tri Rismaharini Ingin Mundur dari Wali Kota Surabaya?
Tampil di "Mata Najwa", Bu Risma Jadi "Trending Topic"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com