Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Minta Publik Bangga pada Pemberantasan Korupsi, Jangan Malah Marah!

Kompas.com - 07/02/2014, 23:33 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menghadiri pengajian bulanan PP Muhammadiyah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (7/2/2014) malam. Marzuki sebagai perwakilan dari Partai Demokrat diminta memberikan pandangannya mengenai tema pengajian, yakni "Visi Indonesia Masa Depan".

Marzuki kemudian menyampaikan pandangannya mengenai pemimpin yang layak membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik. Menurut bakal calon presiden pada Konvensi Partai Demokrat itu, pemimpin harus mengetahui persoalan bangsa.

Marzuki menilai, masalah bangsa yang paling mendasar adalah belum terpenuhinya hak-hak rakyat. Menurut Ketua DPR itu, setiap rakyat punya hak untuk cerdas, sehat, sejahtera, damai, dan aman. Oleh karenanya, seorang pemimpin harus bisa memenuhi hak-hak rakyat itu.

Saat masih asik membahas hal itu, tiba-tiba ada salah satu penonton yang berteriak "Century". Teriakan itu sangat keras dan dilakukan sampai tiga kali.

Entah karena mendengar teriakan itu, atau memang sudah direncanakan sejak awal, Marzuki langsung mengubah arah pembicaraannya ke masalah korupsi. Nada bicara Marzuki juga menjadi agak meninggi.

"Kita harusnya bangga dengan pemberantasan korupsi yang gencar saat ini, kita harus dukung. Masyarakat harusnya tidak perlu marah kalau banyak yang kena tangkap KPK. Kalau ada orang korupsi, ya ditindak," ujar Marzuki.

Marzuki lalu membandingkan zaman Orde Baru pada era kepemimpinan Soeharto, dengan era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono saat ini. Menurutnya, pemerintahan saat ini jauh lebih baik karena semua pejabat yang korupsi, mulai dari kepala daerah, hingga menteri, bisa diproses oleh KPK.

"Kita dulu zaman Orde Baru selalu mikir kapan ya menteri dan pejabat-pejabat itu ditangkap karena korupsi. Sekarang semuanya sudah ditangkap oleh KPK, kita justru marah-marah. Ini kan jadi terbalik," kata Marzuki.

Dia juga mengingatkan, pemimpin periode selanjutnya harus terus melanjutkan program pemberantasan korupsi yang telah dilakukan pada era SBY. Dengan begitu, koruptor di Indonesia bisa terus diberantas hingga ke akar-akarnya. "Kita harus hargai siapa pun pemimpin yang anti-korupsi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com