Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilaporkan ke Polisi, Jubir PPI Sebut Denny "Lebay"

Kompas.com - 09/01/2014, 13:13 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Ma’mun Murod mengaku siap menghadapi laporan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana ke polisi. Ma'mun menilai Denny berlebihan.

"Menyikapi sikap DI (Denny Indrayana) yang tetap melaporkan saya ke kepolisian karena saya  tidak mau meminta maaf kembali sesuai langgam yang dikehendaki DI, silakan saja saya dilaporkan. Saya tidak akan lari. Saya akan menghadapinya," kata Ma’mun dalam pernyataan tertulis kepada wartawan, Kamis (9/1/2014).

Sebelumnya, Ma’mun dan rekannya, Tri Dianto, dilaporkan ke Bareskrim Polri karena menuding Denny dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyambangi kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Pertemuan itu disebut mereka digelar sebelum pemeriksaan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus Hambalang di KPK.

Ma’mun mengatakan, ia sudah meminta maaf setelah mendapat ultimatum dari Denny. Namun, permintaan maaf itu tak diterima oleh Denny lantaran dianggap tidak tulus. Ma’mun menilai respons Denny terlalu berlebihan.

"DI itu pejabat lebay dan arogan, minta maaf kok pakai mendikte, maunya sesuai dengan langgam dia. Saya ini orang merdeka," ujarnya.

Ma’mun mengaku mendapat informasi pertemuan di Cikeas dari sumber tepercaya. Menurut Ma’mun, sumber itu juga menyebut pertemuan turut dihadiri Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Syarief Hasan, dan istrinya, Inggrid Kansil.

Meski telah dibantah oleh Denny, Bambang, dan pihak Istana, Ma’mun tetap yakin adanya pertemuan itu. Ma'mun akan menuntut balik Denny jika nantinya terbukti ada pertemuan di Cikeas.

"Menghormati keyakinan DI bahwa pertemuan itu tidak ada, oke, saya minta maaf. Namun, saya juga punya keyakinan bahwa pertemuan itu ada. Makanya, dalam surat permintaan maaf tersebut, saya memberikan syarat bahwa saya minta maaf karena saya belum mempunyai bukti-bukti," kata Ma’mun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com