Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tersangka Lain Tutupi Wajah, Adik Atut Malah Tebar Senyum

Kompas.com - 05/10/2013, 04:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Empat tersangka dugaan kasus suap kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar menyelesaikan rangkaian proses pemeriksaan dan konfirmasi barang sitaan di kantor KPK, Jakarta, Sabtu (5/10/2013) dini hari. Dari keempatnya, hanya Tubagus Chaery Wardana yang masih bisa tebar senyum di depan kamera para pewarta.

Empat tersangka dugaan kasus suap ini adalah anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa; pengacara Susi Tur Andayani; pengusaha asal Kalimantan Tengah Cornelis Nalau; dan adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaery Wardana. Mereka berempat menjalani pemeriksaan terkait barang bukti secara bertahap mulai Jumat (4/10/2013) petang.

Barang bukti yang dimintakan konfirmasinya adalah temuan para penyidik KPK terkait sengketa pemilu kepala daerah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan Lebak, Banten. Keempat tersangka hanya bungkam ketika dicegat para wartawan di depan lobi gedung KPK. 

Hampir semua tersangka ini menutup wajah menggunakan benda apa pun yang mereka bawa saat disorot kamera dan dihujani pertanyaan oleh para wartawan. Chairun Nisa menutup seluruh mukanya menggunakan pashmina yang dia kenakan. Demikian pula Susi, menutupi wajah dengan kerudung yang dia bawa.

Namun, Wardana yang diketahui memiliki 11 mobil mewah di rumahnya, justru terlihat santai menolak menjawab pertanyaan para wartawan. Suami dari Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany itu pun membiarkan wajahnya dipotret dan diabadikan oleh juru kamera. Sesekali, dia justru melontarkan senyum ke arah kamera.

Juru Bicara KPK, Johan Budi, mengatakan, kehadiran para tersangka yang sudah menjadi tahanan KPK tersebut tidak masuk jadwal pemeriksaan. Mereka dipanggil hanya untuk mengonfirmasi sejumlah barang bukti yang didapat para penyidik KPK dalam operasi tangkap tangan dan penggeledahan sesudahnya.

Terkait kasus dugaan suap untuk Akil ini, penyidik KPK melakukan penggeledahan di lima lokasi berbeda dalam dua hari. Sejumlah barang bukti yang didapat adalah dokumen, perangkat komputer, dan uang senilai Rp 7,2 miliar. Dari penggeledahan di ruang kerja Akil didapatkan pula sejumlah temuan yang diduga narkoba.

Khusus temuan uang, rinciannya adalah Rp 3 miliar dalam bentuk dollar AS dan dollar Singapura didapatkan dalam operasi tangkap tangan di rumah dinas Akil, Rabu (2/10/2013) malam. Temuan uang Rp 1 miliar berasal dari rumah ibu Susi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Lalu, dari penggeledahan di rumah Akil kembali didapatkan Rp 2,7 miliar, dan Rp 500 juta didapatkan dari penggeledahan di ruang kerja Akil.

Akil ditangkap di rumahnya, Rabu malam, bersama Chairun Nisa dan Cornelis atas dugaan penerimaan suap terkait penyelesaian sengketa pilkada Gunung Mas. Menyusul, calon petahana pilkada itu, Habit Bintih, ditangkap di hotel di Jakarta Pusat.

Terpisah, Rabu malam, Wardana ditangkap di kediamannya di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, atas dugaan suap kepada Akil terkait Pilkada Lebak. Susi menyusul ditangkap di Lebak. Mereka berlima telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus ini, dan kini berada di tahanan KPK.

(Abdul Qodir/Hendra Gunawan)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com