Setidaknya ada 21.029 percakapan yang spesifik membicarakan Akil. Selain merekam kemarahan publik atas terbongkarnya kasus ini, ditemukan pula arsip percakapan yang memberikan peringatan akan sepak terjang Akil. Jika Refly Harun memberikan peringatan dugaan suap di Mahkamah Konstitusi tiga tahun lalu, akun Joko, @joko91428420, di Twitter memberikan peringatan sejak Mei lalu.
Direktur PoliticaWave Yose Rizal dalam analisisnya untuk Kompas, Kamis (3/10/2013), mengatakan, percakapan tentang penangkapan Akil melibatkan setidaknya 9.151 netizen (warga pengguna internet). ”Jangkauan akun yang terpapar pembicaraan mencapai 37.694.815 warga,” kata Yose.
Hal mengejutkan, kasus ini menaikkan pamor Joko, pemilik akun @joko91428420. Joko sering dirujuk karena pada Mei dan Agustus lalu sudah menyebut Akil sebagai biang masalah. Huruf kapital selalu digunakannya untuk bersuara. Mungkin sebagai tanda sedang marah.
”Akil Mochtar Ketua MK biang kerok belum diputusnya gugatan UU Kaltara, karena sudah disuap...,” begitu Joko melempar tuduhan di Twitter.
Joko kembali melempar tuduhan di Twitter, 6 Agustus lalu, ”Akil Mochtar Ketua MK minta duit 2 miliar kepada penggugat UU Kaltara kalau mau cepat diputus, KPK harusnya segera menangkap Akil Mochtar.”
Secara spesifik, Joko juga minta KPK menyadap telepon Akil. ”@akilmochtar KPK tolong disadap HP Ketua MK, dia sering teleponan dengan pejabat di Kaltim, miliaran duit Kaltim sudah masuk kantong Akil,” tulis Joko, 1 Oktober.
Kemarahan publik juga terekam dalam percakapan di media sosial. Ada yang minta potong jari Akil karena yang bersangkutan pernah mengusulkan hukuman potong jari untuk koruptor, juga hukuman mati untuk Akil.
Percakapan yang paling banyak dipancarkan ulang di media sosial adalah ujaran Mahfud MD, ”Inginnya saya tak percaya Pak Akil Mochtar tertangkap KPK. Tapi itu ternyata nyata. Tak percaya tapi itu nyata. Demikian petikan lagu Bing.”
Menggelegar. Mengejutkan. Membiasakan juga akhirnya. (Amir Sodikin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.