Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirikan Ormas, Anas Sebut Ini Halaman Kedua

Kompas.com - 15/09/2013, 16:50 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Masyarakat (ormas) Pergerakan Indonesia yang digagas mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum merupakan babak baru dari langkah politis Anas setelah dia dilengserkan dari kursi ketua umum Partai Demokrat sekitar Februari lalu.

"Ini alinea pertama dari halaman kedua," ujar Anas di kediamannya, Duren Sawit, Jakarta, Minggu (15/9/2013) seusai meluncurkan Rumah Pergerakan Indonesia.

Menurut Anas, pembentukan ormas ini belum menjadi puncak langkahnya dalam pentas politik Indonesia. Ibarat sebuah buku, katanya, masih banyak halaman-halaman yang harus dibuka dan ditulis.

"Ini biar panjang, banyak yang harus dilakukan. Kalau ibarat halaman, masih banyak halaman-halaman yang harus ditulis dan dibuka bersama," kata Anas.

Meskipun menjanjikan banyak gebrakan politik, Anas tetap menganggap pembentukan ormas ini sebagai suatu langkah yang penting. "Karena di sinilah akan berkumpul potensi-potensi gerakan yang akan bermanfaat untuk Indonesia lebih baik," katanya.

Saat ditanya kemungkinan Perhimpunan Pergerakan Indonesia akan menjadi sebuah partai nantinya, Anas mengungkapkan bahwa ormas yang menggunakan pendekatan budaya ini betul-betul diniatkan untuk menjadi ormas.

"Partai ada banyak, jadi Perhimpunan Pergerakan Indonesia itu berkhidmad di bidang budaya dan untuk membangun Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetapi betul-betul sejati. Kalau partai itu di tempat lain. Ini diniatkan untuk ormas," ungkap Anas.

Mantan ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia ini pun mengatakan bahwa ormas gagasannya tersebut bukanlah suatu langkah perlawanan setelah dilengserkan dari kursi ketua Partai Demokrat. Anas mengatakan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud mengancam pihak manapun dengan mengagas Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia, termasuk mengancam Partai Demokrat.

"Sama sekali kami tidak untuk mengancam partai manapun, karena memang kami tidak dimaksudkan untuk mengancam siapa-siapa, menggerogoti siapa-siapa, ini gerakan sendiri. Kalau yang ada merasa terancam berarti bakatnya kontroversi hati," tutur Anas.

Anas juga mengungkapkan bahwa Perhimpunan Pergerakan Indonesia merupakan organisasi yang terbuka sehingga kader partai manapun bisa bergabung di dalamnya. "Partai apapun bisa masuk. Yang hadir ini juga latar belakangnya macam-macam, termasuk teman-teman di daerah yang selama ini berkomunikasi akan menjadi bagian dari Pergerakan Indonesia. Latar belakang agamanya, sukunya, golongannya, kelompoknya itu berbeda-beda," kata Anas.

Adapun peluncuran Rumah Pergerakan Indonesia dihadiri sejumlah politisi Partai Demokrat, di antaranya Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok, Wakil Sekjen Partai Demokrat Saan Mustopa, anggota fraksi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika. Hadir pula mantan rekan Anas di Komisi Pemilihan Umum, antara lain, mantan Ketua KPU Nazaruddin Sjamsuddin, dan mantan anggota KPU Mulyana W Kusumah.

Istilah lembaran buku Anas menjadi populer setelah suami Atthiyah Laila itu mengeluarkan statemen soal 'halaman pertama' pada saat mundur jadi jabatan Ketua Umum Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com