Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Copot Alat Peraga Bacaleg!

Kompas.com - 22/07/2013, 21:45 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) meminta Bawaslu daerah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencopot semua alat peraga bakal calon anggota legislatif (bacaleg).

Anggota Bawaslu Nasrullah mengatakan, bacaleg belum diperkenankan memublikasikan alat peraga yang mencantumkan nama, partai politik (parpol) pengusung, daerah pemilihan (dapil), dan nomor urut. Hal tersebut dapat dilakukan setelah KPU mengeluarkan daftar caleg tetap (DCT).

"Maka, kami mengimbau kepada Bawaslu di provinsi, Panwaslu di kabupaten/kota, dan KPU di provinsi dan kabupaten/kota agar segera berkoordinasi dengan pemda setempat untuk menertibkan alat-alat peraga kampanye atas nama bacaleg," tegas Nasrullah, Senin (22/7/2013) di Jakarta.

Nasrullah menjelaskan, selain alasan belum ada penetapan DCT, pencopotan juga dilakukan atas alasan estetika. "Sangat tidak ramah lingkungan dan estetika. Maka, itulah yang menurut saya harus ditertibkan," pungkasnya.

Sayangnya, rencana itu baru akan disampaikan ke penyelenggara pemilu di daerah. "Baru akan kami sampaikan," tutur mantan anggota KPU Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Dia mengatakan, tidak ada sanksi bagi bacaleg yang memasang alat peraga di ruang publik. Hanya saja, eksekusi pencopotan harus dilakukan, termasuk juga atas alat peraga bacaleg petahana. "Ya harus dicopot, termasuk petahana," tukasnya.

Dia memastikan, pihaknya akan melakukan pengawasan yang maksimal terhadap pelanggaran alat peraga itu. Namun, kata dia, KPU harus mengeluarkan aturan yang memungkinkan Bawaslu meminta pemda setempat untuk mencopot alat peraga.

"Karena yang punya pasukan dan wilayah kan pemda," ujarnya.

Disampaikannya, lembaga pengawas pemilu itu juga mengusulkan agar KPU membuat aturan mengenai batasan alat peraga kampanye. "Karena kalau tidak dibatasi, ini akan jadi liar. Orang akan sesuka hati. Orang yang banyak uang, akan dia pasang alat peraga. Yang sama sekali tidak punya, tidak pasang alat peraga apa pun," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com