Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pembangunan IKN, Eks Wamenlu: Jangan Dikaitkan Politik, Ambisius, dan Ketergantungan Pihak Lain

Kompas.com - 15/06/2024, 13:11 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder dan Chairman Foreign Policy, Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal memberikan tiga saran untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pertama, menurut Dino sebaiknya pembagunan IKN tak dikaitkan jadwal siklus politik nasional. Tujuannya untuk menghindari sejumlah risiko di masa depan

"Pertama, pembangunan IKN sebaiknya jangan dikaitkan dengan jadwal siklus politik Indonesia. Pembangunan IKN, yang praktis baru dimulai sekitar tiga tahun lalu, tidak harus digeber agar siap pakai sebelum pergantian Pemerintah di bulan Oktober 2024," ujar Dino dalam keterangan lewat unggahan di akun Instagram resminya @dinopattidjalal yang telah dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/4/2024).

"Karena hal ini dapat menimbulkan risiko-risiko yang tidak perlu," tegasnya.

Baca juga: Pertengahan Juli, Air di IKN Bisa Langsung Diminum

Ia melanjutkan, pembangunan suatu kota, apalagi ibu kota negara, adalah suatu pekerjaan raksasa yang sangat luar biasa rumit.

Baik dari segi perencanaan, pendanaan, infrastruktur, kependudukan, transisi birokrasi, pengamanan strategis dan sebagainya. Oleh karenanya, Dino menyarankan IKN berproses bebas dari dinamika politik Jakarta.

"Tanpa dikejar deadline harus siap pakai dalam 3 atau 4 tahun," katanya.

Dino lantas mencontohkan, pembangunan Ibu Kota administratif Korea Selatan, Sejong City membutuhkan waktu paling sedikit 10 tahun untuk bisa menampung kantor-kantor Pemerintah.

Dan sampai sekarangpun belum semua Kementerian yang pindah, padahal jaraknya hanya 120 kilometer dari Seoul.

Baca juga: Akibat Proyek IKN, Warga Palu Terpapar Debu hingga Tangkapan Ikan Berkurang, Ini Kisahnya...

Kedua, kata Dino, pemerintah sebaiknya tidak perlu berambisi menjadikan IKN sebagai kota internasional.

Mindset pembangunan IKN sebaiknya harus dijelaskan lagi, semata-mata untuk bangsa Indonesia, bukan untuk dunia internasional. Menurut Dino, IKN tidak butuh validasi dari bangsa lain.

"Dan kita tidak perlu mengundang warga negara asing untuk pindah di IKN. Kehadiran universitas-universitas nasional di IKN, misalnya, jauh lebih penting dibanding kehadiran kampus-kampus internasional," ungkapnya.

"Hotel-hotel dengan brand Indonesia harus merajai IKN. Jangan sampai lebih banyak perusahaan internasional berkantor di IKN dibanding perusahaan nasional karena ini akan mengganggu rasa keadilan ekonomi," ungkap mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Baca juga: Waktu Tempuh Bandara VVIP ke Kawasan Pemerintahan IKN 20 Menit

Pendek kata, tegas dia, IKN harus menjadi Ibu Kota dari rakyat Indonesia, oleh rakyat Indonesia, dan untuk bangsa Indonesia.

Kalau IKN kelak tumbuh pesat, dunia internasional otomatis akan datang sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com