Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Sebut Menkominfo Budi Arie Teguhkan Stereotipe Gender

Kompas.com - 13/06/2024, 14:28 WIB
Singgih Wiryono,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengkritik pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi yang menyebut perempuan lebih kejam dari laki-laki saat mengomentari kasus polisi wanita (polwan) membakar suammi di Mojokerto.

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menilai, pernyataan Budi Arie bisa meneguhkan sterotipe gender yang semakin mendisriminasi perempuan dan juga mendistraksi perhatian pada persoalan yang sesungguhnya harus ditangani.

"Pernyataan tersebut erat dengan stereotipe perempuan sebagai pihak yang bersifat lemah lembut, dan juga label perempuan sebagai pihak yang emosional sehingga lekas gelap mata," kata Andy dalam keterangan tertulis, Kamis (13/6/2024).

Baca juga: Komnas Perempuan Kritik Budi Arie Usai Sebut Perempuan Lebih Kejam dari Laki-laki

Menurut Andy, meski pernyataan itu disampaikan dallam konteks kasus polwan membakar suaminya, pernyataan Budi Arie tetap memberikan label perempuan tak bisa mengambil keputusan rasional saat menghadapi masalah.

"Label serupa ini yang menjadi salah satu faktor penghambat kepemimpinan perempuan akrena diragukan kapasitasnya," ucap Andy.

Selain itu, ia menilai pernyataan Budi Arie dinilai menggeser perhatian publik dari persoalan yang lebih utama dalam kasus istri bakar suami.

Menurut Andy, publik semestinya menyoroti proses penanganan kekerasan terhadap perempuan dalam perkawinan dan keluarga serta dampak judi online ketimbang pernyataan Budi.

"Dan juga perbaikan sistemik untuk menyikapi kondisi perempuan berkonflik dengan hukum," kata dia.

Baca juga: Komentari Kasus Polisi Dibakar Istri, Menkominfo Diimbau Tak Asal Ucap

Sebelumnya, Budi Arie mengatakan, kasus polwan bakar suami menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih kejam dari seorang laki-laki. 

"Kita harus berduka cita karena ada polisi yang ketika saya baca beritanya siapa yang membakar siapa, itu ternyata istrinya ya, ternyata perempuan itu lebih kejam dari lelaki ya," kata Budi dalam rapat bersama Komisi I DPR, Senin (10/6/2024).

"Ini tanpa gender stereotip loh. Yang istrinya membunuh suaminya polisi," sambung dia.

Belakangan, Budi Arie membantah melakukan stereotipe gender dalam pernyataannya tersebut.

Sebab, menurut dia, perempuan justru banyak yang menjadi korban judi online.

Baca juga: Sebut Perempuan Kejam akibat Polwan Bakar Suami, Menkominfo: Bukan Menghina

"Kan lengkapnya ada ya. Kan saya bilang saya enggak gender stereotip lho. Iya kan. Bukan saya menyalahkan wanita. Karena korban judi online itu pasti perempuan," ujar Budi Ari saat dikonfirmasi pada Rabu (11/6/2024).

"Kan kita jelasin. Bukan menghina perempuan. Masa menghina perempuan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com