Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Inovasi Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit di Indonesia

Kompas.com - 12/06/2024, 10:32 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia sebagai salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan limbah produksi crude palm oil (CPO). 

Limbah produksi kelapa sawit padat berupa tandan kosong (tankos) memiliki perbandingan 1:1 terhadap produksi CPO atau 23 persen dari tandan buah segar (TBS).

Limbah tankos atau yang dihasilkan dari proses perebusan dan perontokan buah dapat menimbulkan dampak lingkungan serius.

Dengan adanya kandungan minyak, limbah ini dapat menimbulkan pencemaran air saat musim hujan dan menimbulkan percikan api ketika musim kemarau. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Siti Nikmatin melakukan riset agar bisa mengolah limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi bahan baku untuk produk ramah lingkungan.

Baca juga: Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Jadi “Problem Solving” Industri Sawit

“Produksi CPO akan menghasilkan limbah padat. Ini adalah limbah yang harian setiap hari akan dihasilkan oleh perusahaan kelapa sawit (PKS),” ujarnya dalam video berjudul Produk Baik Kelapa Sawit, Hasilkan Helm dan Kreasi Fesyen di kanal Youtube Kompas.com, Rabu (5/6/2024).

Beberapa produk yang dihasilkan, antara lain helm-biocomposite, produk fesyen, dan rompi antipeluru.

Siti mencontohkan, pada 2018-2019, komponen otomotif dan purwarupa rompi antipeluru telah diuji tembak dengan pistol glok dan peluru MU1-TJ yang saat ini tengah diuji ulang oleh PT Pindad.

Adapun penelitian limbah TKKS diawali pada 2015 di IPB dengan mengolah limbah ini menjadi fiber dan produk green composite pada helm. Riset tersebut didanai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Pendanaan riset tersebut merupakan bagian dari upaya BPDPKS dalam memecahkan masalah terhadap berbagai persoalan yang dihadapi industri sawit nasional, khususnya aspek keberlanjutan.

Baca juga: Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS

Siti menjelaskan, kelebihan pengolahan limbah tersebut adalah melibatkan teknik fisika, biologi, dan kimia yang berhasil meningkatkan kandungan alfa selulosa hingga 94 persen dan bisa diputihkan seperti kapas. 

Alfa selulosa merupakan faktor penting dalam pengembangan ini karena mechanical properties yang dimiliki memungkinkannya diolah ke dalam berbagai ukuran sehingga baik untuk diversifikasi produk.

Produk tersebut kemudian dikembangkan menjadi berbagai komponen, termasuk helm dan komponen otomotif. 

“Misalnya ukuran 60 mesh, ini bisa digunakan untuk helm atau komponen otomotif. Bisa juga diolah menjadi serat panjang, lalu digunakan untuk produk fesyen atau spinning benang,” jelasnya.

Siti mengatakan, helm yang saat ini dipakai masyarakat masih 100 persen berbahan polymer. Oleh karenanya, pihaknya menambahkan composite agar helm tersebut mechanical properties dan thermal properties yang lebih baik dari 100 persen polymer

Baca juga: BPDPKS Terima Award Kemitraan UKMK dan Petani Sawit Milenial dari Aspekpir

Penggunaan serat panjang TKKS untuk aplikasi fesyen dan benang pemintalan juga sedang dikembangkan.

Siti menambahkan, komponen otomotif dan rompi antipeluru menjadi produk yang menyerap limbah TKKS dengan konsentrasi yang lebih besar atau 70 persen dari penggunaannya.

Inovasi tersebut sebagian besar berbahan baku lokal dan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 80 persen serta telah diuji dalam berbagai aplikasi, seperti rompi antipeluru dan helm.

“Produk-produk yang dihasilkan ini bisa diklaim green dan buatan nasional,” ungkapnya.

Siti mengatakan, untuk hilirisasi, standardisasi legalitasnya perlu dipenuhi, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI). Adapun, helm kreasinya saat ini telah mendapatkan SNI.

Dua mitra usaha mikro kecil menengah (UMKM) BPDPKS, PT Interstisi Material Maju (IMM) dan PT Material Data Space, menangkap peluang itu dengan berperan dalam peningkatan skala produksi atau proyek komersialisasi hasil riset peneliti IPB.

Baca juga: Direktur BPDPKS Sunari Dukung Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan

IMM juga merupakan perusahaan yang diinkubasi IPB dengan fokus di bidang biokomposit dan biomaterial sehingga menjalin kerja sama untuk mengembangkan produk dari material sawit.

Hingga saat ini, penjualan produk-produk dari olahan limbah TKKS cukup baik, terutama helm yang sudah diproduksi masal.

Produk helm dari composite itu telah diuji di berbagai pameran nasional dan internasional, termasuk di Jerman dan Singapura, sekaligus menunjukkan potensi komersial yang besar. 

Paling baru, BPDBPKS membawa helm kreasi Siti Nikmatin di Indonesia City Expo (ICE) 2024 di BSCC Dome, Balikpapan, Kamis (6/6/2024). 

Pada Kesempatan itu, helm tersebut diberikan kepada perwakilan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan diharapkan dapat mendukung proyek pembangunan IKN sekaligus untuk menerapkan tujuan pembangunan berkelajutan (SDGs). 

Baca juga: BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

Sebab, penggunaan produk tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip pengembangan industri kelapa sawit berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada Dua Versi Sikap Jokowi soal Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Mana yang Benar?

Ada Dua Versi Sikap Jokowi soal Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Mana yang Benar?

Nasional
Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Nasional
Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Nasional
Stafsus Klaim Jokowi Tak 'Cawe-cawe' di Pilkada Manapun

Stafsus Klaim Jokowi Tak "Cawe-cawe" di Pilkada Manapun

Nasional
Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Nasional
Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Nasional
Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Nasional
Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Nasional
PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Nasional
Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com