Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Kompas.com - 20/05/2024, 21:53 WIB
Novianti Setuningsih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua DPR RI Puan Maharani, bukan merupakan sinyal positif wacana pertemuan Jokowi dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bakal terwujud.

“Lagi pula, jangankan dengan Jokowi, bahkan dengan Prabowo saja, Ibu Mega belum memberi tanda siap untuk bertemu, kata Ray kepada Kompas.com, Senin (20/5/2024).

Diketahui, Presiden Jokowi menghampiri Puan saat hadir sebelum gala dinner World Water Forum (WWF) ke-10 di Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali pada 19 Mei 2024. Padahal, ketika menyambut para delegasi asing, Jokowi tetap berdiri di tempatnya.

Selain itu, menurut Ray, Megawati akan lebih memilih bertemu dengan Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto ketimbang bertemu Jokowi.

Baca juga: Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Dengan pertimbangan, Prabowo adalah pemimpin Indonesia selanjutnya. Ditambah lagi, Megawati dinilai tidak memiliki masalah personal dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Prabowo adalah masa depan, Jokowi akan menjadi masa lalu. Jika mau bertemu, ya, lebih baik membuka komunikasi dengan Prabowo dari pada Jokowi,” ujar Ray.

Apalagi, Ray mengatakan, elite PDI-P sudah mengeluarkan pernyataan bahwa Jokowi bukan lagi bagian dari partai tersebut.

"Dengan Jokowi, anak yang membocorkan perahunya sendiri dan akan menjadi masa lalu. Jelas, sangat tidak ada urgensi Ibu Mega bertemu dengan Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) ini.

Baca juga: PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Sebagaimana diketahui, hubungan antara PDI-P dengan Presiden Jokowi diduga merenggang sejak perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Partai berlambang banteng bermoncong putih itu terlihat tidak senang dengan sikap Jokowi membiarkan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi pasangan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan menang Pilpres 2024.

Kemudian, wacana pertemuan Jokowi dan Megawati terungkap pada awal Februari 2024.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X membenarkan bahwa ada permintaan dari Jokowi untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.

Namun, Sri Sultan HB X menyebut bahwa dirinya menunggu arahan dari Jokowi terkait permintaan tersebut.

Hanya saja, pertemuan Jokowi dan Megawati tidak juga terwujud. Bahkan, dalam momentum Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Baca juga: Hasto Ungkap Peluang Megawati Bertemu Prabowo: Saat Agenda Nasional

Bertemu anak ranting dulu

Sebelumnya, sinyal penolakan wacana pertemuan Jokowi dan Megawati datang dari PDI-P. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, Presiden (Jokowi) tidak bisa langsung bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Tinjau RSUD di Barito Timur, Jokowi Soroti Kurangnya Dokter Spesialis

Nasional
PDN Kena 'Ransomware', Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

PDN Kena "Ransomware", Pemerintah Dianggap Tak Mau Belajar

Nasional
Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Jokowi Persilakan KPK Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden

Nasional
PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

PKS Klaim Tolak Tawaran Kursi Bacawagub DKI dari KIM, Pilih Usung Anies-Sohibul

Nasional
Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Penangkapan 103 WNA Terkait Kejahatan Siber Berawal dari Imigrasi Awasi Sebuah Vila di Bali

Nasional
Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Rumah Pensiun Jokowi Mulai Dibangun, Kemensetneg: Presiden Sendiri yang Memilih Lokasi

Nasional
Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Serangan Siber PDN Dinilai Semakin Menggerus Kepercayaan Publik

Nasional
Publik Dirugikan 'Ransomware' PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Publik Dirugikan "Ransomware" PDN Bisa Tuntut Perdata Pemerintah

Nasional
KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Tetapkan 9 Tersangka Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Notifikasi Dampak 'Ransomware' PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Notifikasi Dampak "Ransomware" PDN Nihil, Sikap Pemerintah Dipertanyakan

Nasional
KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Pengerukan Jalur Pelayaran di 4 Pelabuhan

Nasional
Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Duet Anies-Sohibul Dinilai Tak Realistis, PKS: Ini Pasangan Ideal, Punya Wawasan Global

Nasional
PDI-P dan PKB Berpeluang Koalisi Tanpa PKS, Syaikhu: Insya Allah Pak Anies Tetap Bersama Kami

PDI-P dan PKB Berpeluang Koalisi Tanpa PKS, Syaikhu: Insya Allah Pak Anies Tetap Bersama Kami

Nasional
Ikuti Program MBKM, Taruna-taruni Kementerian KP Hasilkan Inovasi Produk Olahan Kelautan dan Perikanan

Ikuti Program MBKM, Taruna-taruni Kementerian KP Hasilkan Inovasi Produk Olahan Kelautan dan Perikanan

Nasional
Mendagri Minta Pemda Genjot Partisipasi Pemilih Pilkada 2024

Mendagri Minta Pemda Genjot Partisipasi Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com