Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Kompas.com - 19/05/2024, 17:34 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mendorong Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR untuk memanggil anggota DPR Fraksi Partai Nasdem yang juga anak eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Indira Chunda Thita, karena diduga menerima aliran dana terkait kasus korupsi yang menjerat SYL.

Peneliti Formappi Lucius Karus menyatakan, Indira mesti dipanggil karena dugaan aliran dana tersebut berkaitan dengan etis atau tidaknya tingkah laku Indira sebagai anggota dewan.

"Setiap tindakan anggota DPR akan memberikan sumbangsih bagi citra dan martabat DPR secara kelembagaan. Tindakan tidak etis anggota DPR sekarang tetap berdampak pada DPR yang akan datang," kata Lucius kepada Kompas.com, Minggu (19/5/2024)

"Dengan demikian saya kira aksi anggota DPR yang adalah anak SYL yang menerima jatah dari uang, yang diduga hasil korupsi bapaknya, sudah seharusnya diselidiki oleh MKD," lanjut dia.

Baca juga: Kekayaan Miliaran Rupiah Indira Chunda, Anak SYL yang Biaya Kecantikannya Ditanggung Negara

Lucius mengingatkan, MKD semestinya tidak diam saja apabila ada anggota dewan yang perilakunya tidak etis.

Menurut dia, MKD juga tidak bisa beralasan bahwa masa jabatan anggota dewan akan berakhir sehingga mereka enggan memanggil legislator yang bermasalah.

"Saya kira sih walau DPR periode ini akan segera berakhir, tidak berarti tindakan bermasalah yang dilakukan anggota DPR dibiarkan begitu saja," kata Lucius.

Lucius melanjutkan, tingkah Indira yang diduga menggunakan aliran dana untuk perawatan kulit juga sebuah hal yang memalukan karena seorang anggota DPR semestinya tidak perlu mementingkan kecantikan dirinya.

"Menikmati duit hasil korupsi dan dipakai untuk mempercantik diri. Sebagai politisi saja, rasanya aneh saja perawatan wajah semahal itu dilakukan. Itu mau jadi artis apa politisi? Kok anggota DPR sampai semewah itu muntik mempercantik diri? Apalagi mempercantik diri pakai uang korupsi?" kata Lucius.

Baca juga: Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Ia pun menekankan bahwa MKD semestinya memandang hal tersebut sebagai sebuah kejanggalan yang dapat mengganggu kehormatan anggota dewan.

"Sebagai alat kelengkapan yang ditugasi untuk menjaga perilaku anggota, saya kira sudah seharusnya MKD terpanggil untuk mempertanyakan perilaku anak SYL yang tindakannya mempercantik diri dari uang korupsi. Karena kecantikan dari uang korupsi itu pasti menghasilkan rupa atau wajah buruk DPR," ujar Lucius.

Nama Indira Chunda Thita Syahrul menjadi sorotan setelah sejumlah saksi dari Kementerian Pertanian mengungkap bahwa ada aliran dana atau permintaan uang dari putri pertama SYL tersebut.

Bahkan, dari persidangan terbaru, Rabu (15/5/2024), terungkap ada aliran dana Rp 200 juta dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementan untuk pembayaran stem cell Indira Chunda Thita Syahrul.

Baca juga: Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Selain untuk pembayaran terapi stem cell Rp 200 juta, Kementan juga pernah membayar pembelian mobil Thita sebesar Rp 500 juta.

Hal itu diketahui dari kesaksian Pejabat Fungsional Barang Jasa Rumah Tangga Kementan, Arief Sopian dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta pada 29 April 2024.

Arief mengungkapkan bahwa Kementan membayar pembelian mobil dengan merek Toyota Innova milik anak perempuan SYL, Indira Chunda Thita Syahrul senilai Rp 500 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Nasional
Data PDN Tidak 'Di-back Up', DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Data PDN Tidak "Di-back Up", DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Nasional
Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Nasional
Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Nasional
Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Nasional
Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Nasional
Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Nasional
Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Nasional
PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo 'Giveaway'

PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo "Giveaway"

Nasional
Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

Nasional
Sentil BSSN yang Sudah Prediksi Serangan Ransomware di 2024, Sukamta: Kayak Mama Lauren

Sentil BSSN yang Sudah Prediksi Serangan Ransomware di 2024, Sukamta: Kayak Mama Lauren

Nasional
Harap Pimpinan dan Dewas Baru KPK Berintegritas, Wapres: Jangan Titipan!

Harap Pimpinan dan Dewas Baru KPK Berintegritas, Wapres: Jangan Titipan!

Nasional
Grace Natalie Bantah Kabar Jokowi Sodorkan Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Grace Natalie Bantah Kabar Jokowi Sodorkan Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Kasus Pengadaan Pesawat Garuda, Soetikno Soedarjo Dituntut 6 Tahun Bui

Kasus Pengadaan Pesawat Garuda, Soetikno Soedarjo Dituntut 6 Tahun Bui

Nasional
Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo

Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com