Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobby Nasution di Bursa Pilkada Sumut, Sindiran PDI-P soal Nepotisme, dan Doa Jokowi

Kompas.com - 08/04/2024, 08:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengomentari pencalonan Wali Kota Medan Bobby Nasution sebagai gubernur Sumatera Utara (Sumut) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, November 2024.

PDI-P memastikan, tak lagi sejalan dengan Bobby sehingga tidak akan mengusungnya pada Pilkada Sumut.

Bobby yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pada Sabtu (6/4/2024) mendatangi Kantor DPP Partai Golkar untuk mengikuti pembekalan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Bobby Nasution bahkan mengenakan batik berwarna dominan kuning saat hadir di acara tersebut.

Baca juga: Kata Airlangga soal Koordinasi dengan Jokowi Usai Golkar Tugaskan Bobby Nasution untuk Pilkada Sumut 2024

Partai Golkar mengakui, merekomendasikan Bobby Nasution untuk maju pada Pilkada Sumut 2024. Sebelumnya, Bobby dikenal sebagai kader PDI-P.

Namun, partai banteng moncong putih itu menganggap keberadaan Bobby di partai sudah tutup buku karena perbedaan dukungan politik untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Bobby mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sedangkan PDI-P mengusung pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

PDI-P singgung nepotisme

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, pencalonan Bobby untuk Pilkada Sumut semakin menegaskan berkembangnya nepotisme di Indonesia.

Nepotisme yang ia maksud yakni keluarga Presiden Joko Widodo, atau yang dekat dengan keluarga Istana mendapatkan posisi jabatan publik ke depannya.

Hasto juga menyinggung sekretaris pribadi Ibu Negara, Iriana Jokowi yang juga bakal maju menjadi calon Wali Kota Bogor.

"Dalam catatan saya tadi ada 5 kotak yang sudah dibuka. Pertama supremasi hukum, jadi supremasi kekuasaan. Akibatnya pemilu yang seharusnya cermin peningkatan kualitas peradaban bangsa di dalam demokrasi kini direduksi hanya menjadi legalitas bagi perpanjangan kekuasaan Presiden Jokowi melalui nepotisme," kata Hasto dalam acara diskusi "Membuka Kotak Pandora Sirekap Saksi Bisu Kejahatan Pilpres 2024" di kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (7/4/2024).

"Dan ini sangat berbahaya, buktinya muncul berita Mas Bobby mau menjadi calon gubernur, Sekretaris Ibu Iriana mau jadi walkot Bogor, akibat dari dampak kotak pandora pertama yang menguntungkan dewa-dewanya bukan rakyatnya," kata dia.

Baca juga: Maju Pilwalkot Bogor, Sespri Iriana Jokowi Gerak Cepat Pasang Baliho

Ditanya apakah PDI-P bakal mengusung Bobby untuk Pilkada Sumut 2024, Hasto tidak membenarkan.

Menurut dia, tentu saja PDI-P tidak akan mengusung Bobby karena alasan sudah tidak satu jalan politik.

"Ya tentu saja (tidak mengusung Bobby). Karena garis politiknya sudah berbeda," kata Hasto ditemui di SCBD, Jakarta.

Hasto lantas menyinggung soal dukungan kekuasaan tidak menjadi jaminan untuk menang kontestasi di Pilkada Sumatera Utara.

Sebab, PDI-P melihat karakter masyarakat di sana sangat egaliter.

"Mereka masyarakat Sumatera Utara itu sangat egaliter. Sehingga hanya dengan dukungan kekuasaan, itu tidak menjadi jaminan," ucap politikus asal Yogyakarta ini.

Siapkan tandingan

Menurut Hasto, PDI-P tengah melakukan pemetaan nama-nama untuk diusung pada Pilkada, termasuk di Sumatera Utara.

"PDI Perjuangan melakukan penjaringan secara terbuka dari bawah. Bagi yang tertarik untuk menjadi gubernur atau wakil gubernur, dari PDI Perjuangan, silakan mendaftar baik di kantor DPD PDI Perjuangan Sumut maupun ke DPP partai," kata Hasto.

Saat ditanya soal tiga nama yang merapat ke PDI-P untuk meminta dukungan politik, Hasto juga belum menjawabnya.

"Ya proses pendaftaran masih berlangsung," ucap Hasto.

Adapun tiga nama yang diisukan minta dukungan PDI-P maju Pilkada Sumut tersebut yaitu Edy Rahmayadi, Rahmansyah Sibarani, dan Nikson Nababan.

Doa Jokowi

Sementara itu, Bobby Nasution mengungkapkan bahwa mertuanya, yaitu Presiden Jokowi memberikan doa kepadanya untuk maju dalam Pilkada Sumatera Utara.

"Ya pasti mendoakan," ujar Bobby di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (6/4/2024).

Saat ditanya lebih lanjut apakah Presiden Jokowi juga merestui masuk Golkar, Bobby mengatakan hal sama.

Secara terpisah, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tak menjawab gamblang soal kemungkinan ia berkomunikasi dengan Jokowi terkait pencalonan Bobby.

Baca juga: Bobby Ikut Pengarahan Bakal Calon Kepala Daerah Golkar, Airlangga Ungkap Status Keanggotaannya

Ia hanya menyampaikan, dirinya sudah menjalin komunikasi dengan Bobby Nasution.

"Kita sudah bicara dengan Mas Bobby ya," ujar Airlangga saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta, Minggu (7/4/2024).

Dia juga menyebut Bobby sudah mendapat surat tugas dari Golkar untuk maju di Pilkada Sumut 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com