Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andi Raihanah Ashar
Lead Analyst Semar Sentinel Indonesia

Hana adalah lulusan Hubungan Internasional dari Bina Nusantara University and bekerja sebagai Lead Analyst di Semar Sentinel Indonesia.

Membangun Kapabilitas ASW/ASUW TNI

Kompas.com - 03/04/2024, 11:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 20 Maret, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi pemilu presiden, bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan pasangannya yang juga putra Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Gibran Rakabuming Raka, akan menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia berikutnya.

Pasangan ini memenangi Pilpres dengan perolehan suara 58,82 persen, disusul pasangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (24,49 persen) dan Ganjar Pranowo–Mahfud MD (16,68 persen).

Dengan latar belakang militernya, kebijakan pertahanan Prabowo mendapatkan banyak perhatian.

Selama periode kampanye, Prabowo berjanji akan memperkuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan meningkatkan anggaran pertahanan, memodernisasi alutsista, dan memperkuat postur pertahanan di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar.

Namun hingga saat ini, Prabowo belum menjelaskan grand strategy penguatan TNI, khususnya dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia.

Pengadaan alutsista harus dilakukan untuk mendukung strategi tersebut dan bukan sebaliknya. Penting untuk menetapkan prioritas dan target yang layak agar dapat memberikan dampak jangka panjang.

Perlu juga dicatat bahwa pertahanan yang komprehensif sangat penting untuk diimplementasikan di bawah pemerintahan selanjutnya mengingat periode 2024-2040 sangat krusial dalam membentuk masa depan sektor pertahanan nasional dan juga menentukan apakah Indonesia dapat mencapai target pertahanannya saat merayakan ulang tahun ke-100 pada tahun 2045.

Pertahanan yang tangguh tidak hanya memenuhi kebutuhan operasional, tetapi juga dapat beradaptasi dengan tren warfare masa kini.

Misalnya, blokade di Laut Hitam yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina dan serangan underwater drone Houthi terhadap kapal dagang dan kapal perang di Laut Merah menunjukkan pentingnya mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi, melacak, dan memantau aktivitas tersebut dalam domain maritim.

Bahkan wilayah maritim Indonesia, khususnya selat-selat strategisnya, sering dilintasi oleh unmanned underwater vehicle (UUV) dan autonomous underwater vehicle (UUV).

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya UUV buatan Tiongkok oleh nelayan lokal di Pulau Madura, Selayar, dan Anambas, dari tahun 2018 hingga 2021.

Dalam hal ini, mengakuisisi aset dan mengerahkan lebih banyak kapal perang ke wilayah perbatasan maritim tidaklah cukup untuk melindungi wilayah maritim negara yang sangat luas.

TNI harus mampu mengerahkan beragam asetnya secara terkoordinasi untuk melawan ancaman musuh agar dapat beroperasi secara efektif.

Oleh karena itu, meningkatkan situasional awareness terhadap wilayah maritim Indonesia yang luas sangat penting agar TNI dapat mengidentifikasi ancaman dan merespons dengan cepat.

Dengan menerapkan collaborative combat, konsep yang muncul pada awal 2000-an, angkatan bersenjata dapat mengembangkan sistem yang terkoordinasi secara efisien untuk menghadapi tantangan keamanan yang terus berkembang saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com