Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin Adu Mulut soal Keterangan Saksi yang Ungkap Ancaman Polisi

Kompas.com - 01/04/2024, 17:27 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim kuasa hukum pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terlihat adu mulut membahas keterangan saksi dari kubu 1 terkait adanya oknum polisi yang mengancam kepala desa di Sampang, Jawa Timur.

Adu mulut itu bermula ketika kuasa hukum paslon nomor urut 2, Nicholay Aprilindo bertanya soal kesaksian salah seorang saksi tim paslon 01, Achmad Husairi dari Sampang, Jawa Timur.

Ia bertanya siapa oknum polisi yang mengancam kepala desa untuk memilih Prabowo-Gibran jika ingin aman, seperti yang diutarakan oleh Achmad Husairi.

"Dikatakan ada oknum polisi yang mengatakan kalau pengin aman, 02 harus menang. Tadi majelis hakim menanyakan oknum polisi itu siapa, tapi yang bersangkutan merahasiakan," kata Nicholay dalam sidang MK di Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024) sore.

Baca juga: Saksi Ungkap Polisi Datangi Kepala Desa, Bilang Prabowo Harus Menang kalau Ingin Aman

Nicholay menilai nama itu tidak perlu dirahasiakan lantaran sidang MK dinyatakan terbuka untuk umum.

Ia tidak ingin pernyataan Achmad Husairi justru menimbulkan fitnah karena menuduh paslon nomor 02. Lagipula, kata dia, jika nama tersebut dibuka, Polri bisa menindaklanjuti.

"Ini permasalahannya, kalau kita membungkus kita hindari kebenaran di sini, selalu digaungkan oleh kuasa hukum, paslon 01 adalah kebenaran, kejujuran, keadilan. Tapi kalau dibungkus mana bisa terbukti kebenaran dan kejujuran itu. Akhirnya menimbulkan fitnah," ucap dia.

Mendengar hal itu, anggota Tim Hukum tim hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Bambang Widjojanto turut bersuara.


Ia menilai, pertanyaan yang diajukan kubu paslon nomor 2 terkesan mengintimidasi. Adu mulut antara dua orang akhirnya terjadi.

"Ini pertanyaannya, majelis hakim, ini mengintimidasi saksi," kata Bambang Widjojanto.

"Saya bukan mengintimidasi saksi," timpal Nicholay.

"Jelas sangat mengintimidasi," ucap Bambang.

Ketua MK yang memimpin sidang, Suhartoyo lalu turun tangan.

Baca juga: MK Panggil Sri Mulyani, Risma, Airlangga, dan Muhadjir di Sidang Sengketa Pilpres 5 April

Menurut Suhartoyo, pertanyaan Nicholay sudah didalami lebih dulu oleh hakim kepada saksi yang bersangkutan.

"Tadi memang pertanyaan itu didalami oleh hakim. Tapi yang bersangkutan tidak mau menjawab karena berkaitan dengan keamanan, keselamatan Beliau. Nah, oleh karena itu, hakim tadi juga melanjutkan dengan bahwa kalau begitu kesaksian Bapak tidak bulat. Bapak perhatikan tidak tadi?" kata Suhartoyo kepada Nicholay.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com