“Kita sebagai orang yang lebih beruntung bisa bergandengan tangan dan membantu mewujudkan mimpi mereka bersama. Donasi yang terkumpul sudah digunakan untuk pengadaan bangku dan buku. Namun, kami masih membuka donasi seluas-luasnya,” ucapnya.
Senada dengan Nabila, Ican juga turut prihatin melihat kondisi sekolah yang tak layak.
Baginya, dukungan emosional juga sangat penting bagi anak-anak di Dusun Taman Sejarah.
"Setelah melihat kondisi sekolahnya, saya langsung berpikir, kemana saja saya selama ini. Padahal letak sekolahnya masih satu tempat dengan tempat saya berpetualang. Saya berterima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah mengajak saya. Saya berpikir seharusnya tak hanya sebatas donasi yang dapat kita beri, melainkan juga dukungan emosional untuk anak-anak," ujarnya penuh haru.
Sementara itu, Manager Content Creative Dompet Dhuafa Dedi Fadlil menyatakan bahwa pihaknya tidak menetapkan target tertentu untuk donasi perbaikan sekolah.
“Nggak ada batas (donasi). Tetapi kalau untuk sekolah di Waisala, Taman Sejarah, (target) minimal (pengumpulan dana sebesar) Rp 150 juta,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.