Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Rafi Bakri
PNS BPK

Analis Data dan Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan

Program Makan Siang Gratis, Akankah Prabowo Berhasil?

Kompas.com - 21/02/2024, 08:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN presiden Indonesia ke 8 telah berlangsung. Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga dan perhitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU), total suara pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming melebihi 50 persen.

Prabowo-Gibran diperkirakan menang di lebih dari separuh provinsi. Dengan demikian, kemungkinan Pilpres hanya berlangsung satu putaran.

Prabowo berniat meluncurkan delapan program besar selama lima tahun masa jabatannya kelak untuk mendorong tujuan jangka panjang Indonesia 2045. Salah satu program tersebut adalah makan siang sekolah gratis.

Program ini bertujuan menurunkan angka stunting pada anak Indonesia yang mencapai 21,6 persen pada 2022. Inisiatif ini bertujuan memberikan cakupan 100 persen kepada lebih dari 80 juta anak pada 2029.

Namun, apakah inisiatif makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo masuk akal secara ekonomi?

Dalam jangka panjang, kebijakan ini akan menguntungkan pekerja pertanian serta usaha kecil dan menengah. Jika pemerintah berhasil menggandeng hilirisasi proyek ini, maka kondisi ideal akan semakin terwujud.

Petani, nelayan, dan peternak akan menyediakan bahan pangan, yang selanjutnya akan diolah dan dipasok ke masyarakat.

Jika terwujud, maka inisiatif ini akan bertransformasi menjadi sektor padat karya yang mampu menyediakan 1,8 juta lapangan kerja .

Tim Prabowo mengestimasikan program ini menghabiskan dana sebesar 30 miliar dollar AS atau Rp 468,9 triliun.

Anggaran tersebut mengasumsikan indeks 1 dollar AS per makanan, sebagaimana ditentukan oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP).

Dana sebesar 1 dollar AS akan dikembalikan sebesar 1 dollar AS dalam bentuk dampak ekonomi langsung atau tidak langsung, seperti tabungan bagi keluarga kurang mampu, peningkatan kecerdasan, produktivitas dan pendapatan kerja yang lebih baik, peningkatan kesehatan, serta peningkatan kesetaraan gender.

Realisasi program ini diragukan karena kebutuhan dana yang besar. Berdasarkan APBN 2024, program makan siang gratis menghabiskan 14,1 persen APBN.

Faktanya, anggaran program ini dua setengah kali lebih besar dari anggaran kesehatan dan hampir sama dengan anggaran pendidikan. Pemerintah perlu mempertimbangkan pilihan pembiayaan alternatif selain menggunakan dana negara.

Indonesia bukanlah negara pertama yang mengadakan program makan siang gratis. Sejak tahun 1995, India telah menerapkan program ini secara efektif, dengan memberikan makan siang kepada 125 juta anak berusia 6 hingga 14 tahun.

Inisiatif ini diberi nama “Akshaya Patra”, yang artinya jangan biarkan piring kosong.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com