Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subandi Rianto
Sejarawan, Pekerja Media

Sejarawan, Alumnus Pascasarjana Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada

Jalan Terjal Partai Kabah

Kompas.com - 16/02/2024, 12:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Gesekan simpatisan PPP di Yogyakarta-Jateng yang biasa dikenal Gerakan Pemuda Kabah (GPK) dengan simpatisan PDI-P di Jalan Magelang pada Oktober 2023 menjadi pertanyaan banyak pihak. Bukannya PPP dan PDI-P berada dalam satu gerbong koalisi?

Sederetan kasus di atas membuat Partai Kabah acak-acakan dan tak ubahnya menjadi rumah tanpa tuan.

Partai dengan napas Islami ini sering kali terjerat eker-ekeran antar-elitenya, dimulai dari Suryadharma Ali melawan Romahurmuzy.

Periode selanjutnya terjadi perpecahan antara Djan Faridz melawan Romahurmuzy, dan disusul dengan gontok-gontokan antara Suharso Monoarfa dan Mardiono.

Mardiono sekarang menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP.

Sayangnya, tak ada usaha partai dalam melakukan recovery cepat pascaperseteruan internal. PPP tak ada upaya dalam merapatkan kembali pihak-pihak yang berseteru, lebih terlihat memelihara kubu-kubuan yang ada sambil menjalankan organisasi partai.

Partai yang dulunya dikenal dengan partai ulama di masa Orde Baru ini juga jarang sekali mem-branding dirinya sebagai partai Islam.

PPP terlihat semakin jauh dari jaringan ulama pesantren di perdesaan dan dai-dai muda perkotaan. PPP terjebak dalam ambiguitas branding partai tengah atau partai kanan dan tidak memiliki desain strategi kepartaian yang spesifik.

Bahkan, di saat partai-partai Islam lain seperti PKB dan PKS membuka keran menjaring anak-anak muda, terutama generasi milenial dan generasi Z, dengan kampanye masif di media sosial dan pelatihan daring, PPP masih nyaman dengan kampanye model konvensional. Kalaupun ada model milenial, hanya sekadar formalitas belaka.

Kini, PKB dan PKS menikmati investasinya dengan hasil hitung cepat yang sama dari Litbang Kompas. Kedua partai lolos dari parliamentary threshold (PT), di mana masing-masing (data sementara) 10,75 persen untuk PKB dan 8,4 persen untuk PKS.

Hari penentuan

Hitung cepat bukan hasil resmi dalam pemilihan umum, tetapi bisa menjadi penanda elite-elite partai, terutama Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu), untuk mengukur hasil suara partai.

Hasil resmi akan dilakukan berjenjang oleh KPU dari kelurahan, kabupaten/kota, provinsi, dan nantinya dalam rekapitulasi nasional Pemilihan Umum Legislatif 2024 di Jakarta.

PPP masih punya cukup waktu untuk mengamankan suara yang masuk ke kotak-kotak suara dalam beberapa hari ke depan. Memastikan para saksi terus bekerja mengawal dan mengawasi suara untuk partai.

Meminimalkan celah kecerobohan penyelenggara pemilu serta mengawasi jika ada tindak pidana kecurangan pemiilu.

Saksi-saksi PPP perlu diperkuat agar tidak ada suara partai yang dicurangi. Sebenarnya langkah-langkah ini sudah terlambat, tetapi lebih baik daripada tidak.

Jika kemudian nasib tidak berpihak pada PPP untuk lolos ke Senayan maka ucapan sayonara akan menjadi salam perpisahan yang menyakitkan bagi partai yang lahir di era Orde Baru dan kemudian mengembuskan napas di masa reformasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Nasional
Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Nasional
Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com