JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Bareskrim Polri terus melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap pendistribusian produksi beras di berbagai daerah.
Hal ini dilakukan lantaran belakangan ini terjadi kelangkaan dan kenaikan harga beras di sejumlah gerai ritel.
“Satgas Pangan Polri dan jajarannya terus melakukan monitoring dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras," kata Kepala Tim Satgas (Kasatgas) Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan dalam keterangannya, Kamis (15/2/2024).
Whisnu mengatakan, memang ada hambatan di lapangan berupa gagal panen akibat cuaca di beberapa daerah.
Baca juga: Dibanding Tahun Lalu, Nilai Impor Beras Januari 2024 Melonjak 135 Persen
Namun, ia memastikan, ketersediaan beras di beberapa daerah saat ini masih aman, meskipun harganya mengalami perbedaan sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“Hingga saat ini kondisi ketersediaan beras di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua masih aman," kata dia.
"Namun, untuk harga memang berbeda sebagaimana memang ada perbedaan HET sesuai dengan zonanya masing-masing," sambung Whisnu.
Menurut Whisnu, jajaran Satgas Pangan Polri melakukan pemantauan di daerah-daerah yang menjadi sentra produksi beras.
Baca juga: Minta Menteri Atasi Kelangkaan Beras, Jokowi: Pasar Minta Berapa Pun, Beri
Whisnu menambahkan beberapa daerah juga memiliki perbedaan karakteristik dalam teknis pendistribusiannya.
“Selain itu, juga dilakukan pengawasan terhadap jalur-jalur pendistribusiannya, sehingga diharapkan tidak ada daerah yang ketersediaannya berasnya kurang,” jelas Whisnu.
Whisnu pun menjelaskan bahwa tempat penggilingan beras, gudang-gudang penyimpanan, toko retail modern dan pasar tradisional akan terus dipantau guna mengetahui kondisi yang aktual bila ditemukan hambatan.
Dia menerangkan, kegiatan monitoring ketersediaan dan harga beras di daerah dilakukan oleh jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda di satuan wilayah.
Nantinya, hasil pemantauan akan dilaporkan ke Satgas Pangan Bareskrim Polri.
“Tentunya, kerja sama dengan Dinas Provinsi terkait yang bertujuan memastikan kondisi di lapangan,” ujar Whisnu.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk membanjiri stok beras di pasaran di tengah kelangkaan beras premium kemasan 5 kilogram.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo bersama menteri terkait lain di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2024).
Baca juga: Jokowi Pastikan Harga Beras Mulai Turun Dua Minggu ke Depan
"Pagi ini, pagi-pagi sekali Pak Presiden mengundang beberapa menteri terkait. Hal yang dibahas pagi ini adalah mengenai isu perberasan nasional, jadi sekali lagi perintahnya adalah banjiri pasar," kata Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin.
Adapun untuk membanjiri pasar, ia diminta Presiden untuk mendistribusikan stok beras yang disimpan di gudang Bulog ke pasar.
Kemudian, memastikan bongkar muat beras dari pelabuhan langsung terdistribusi ke Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur.
Oleh karena itu, pihaknya bersama Dirut Bulog dan Menteri BUMN akan mengunjungi pasar induk tersebut untuk memastikan bongkar muat.
Baca juga: Jokowi Ungkap Sebab Beras Langka: Distribusi Terganggu karena Banjir
Nantinya, kata dia, beras-beras di pasar induk harus didistribusikan ke pasar modern dan pasar tradisional.
Sejauh ini, kata Arief, stok beras di pasar induk cukup tinggi, yaitu mencapai sekitar 34.000 ton.
"Ini sekarang tugas kami semua untuk memastikan sampai ke outlet baik di pasar modern maupun tradisional. Izinkan waktu untuk persiapkan ini semua segera," jelas Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.