Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

DPR RI: EVP Penting untuk Lihatkan Transparansi Demokrasi Indonesia kepada Dunia

Kompas.com - 13/02/2024, 14:46 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Putu Supadma Rudana mengatakan, program Election Visit Program (EVP) 2024 berguna memperlihatkan kepada dunia tentang transparansi dan akuntabilitas proses demokrasi di Indonesia. 

"Kegiatan kali ini sangat penting dan menarik karena kami ingin menunjukkan kepada dunia mengenai transparansi demokrasi kita, mengenai akuntabilitas demokrasi kita,” kata Putu melalui keterangan persnya, Selasa (13/2/2024).

Putu mengatakan itu saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Sistem dan Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Hotel Westin, Bali, Selasa.

Untuk diketahui, EVP merupakan hasil kesepakatan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Parlemen ASEAN bahwa setiap negara yang sedang melaksanakan pemilu mengundang anggota AIPA Parlemen ASEAN untuk menjadi observer.

“Kami juga sering menghadiri event-event observer dan kegiatan pemilu di berbagai negara. Contohnya di Uzbekistan, kita pernah hadir di Kamboja, tentu komitmen-komitmen itu juga kita lanjutkan,” ujarnya dalam siaran pers. 

Baca juga: Sekjen DPR: Election Visit Program 2024 Akan Dukung Demokrasi di Tanah Air

Anggota Komisi VI DPR RI itu mengatakan, Indonesia bisa menjadi tuan rumah pada Pemilu 2024 sehingga mengundang negara-negara lain menjadi observer

Putu juga menegaskan, program pemantauan pemilu tersebut sangat penting untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendorong agenda global.

Salah satu agenda tersebut adalah Sustainable Development Goals (SGDs) yang bertujuan mengembangkan pembangunan berkelanjutan dalam hal demokrasi.

“Demokrasi sangat penting untuk kita kawal dan memang kami terus ingin membangun indeks demokrasi yang baik,” katanya. 

Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, di ASEAN, demokrasi Indonesia termasuk sangat baik bersama beberapa negara, seperti Filipina dan Malaysia. 

Baca juga: Gelar EVP di Bali, DPR dan KPU Tunjukkan Kualitas Pemilu Indonesia ke Dunia

“Ini menjadi contoh bagaimana demokrasi itu harus terus dibangun. Ini pada ujungnya akan memberikan kesempatan dan juga memberikan kesejahteraan kepada rakyat,” katanya.

FGD kali ini dihadiri Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2012-2017 Hadar Gumay, Ketua KPU 2017-2022 Arief Budiman, Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) 2022-2027, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, perwakilan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, dan para penyelenggara pemilu di Bali.

Para observer terdiri dari berbagai delegasi parlemen negara sahabat dan tiga organisasi parlemen dunia.

Setelah mengikuti serangkaian FGD, mereka akan ikut meninjau langsung proses pemungutan dan penghitungan suara di tiga lokasi di Provinsi Bali, yaitu di Desa Panglipuran, di kawasan Jimbaran, dan di kawasan Garuda Wisnu Kencana pada 14 Februari 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com