JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyatakan, aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) rawan kelemahan dan kejanggalan pada proses input data.
Wakil Direktur Hukum TPN Firman Jaya Daeli mencontohkan, dalam simulasi penghitungan suara secara konvensional masing-masing pasangan calon mendapatkan 93 suara.
Namun, ketika diinput ke dalam aplikasi terdapat perbedaan signifikan, misalnya, pasangan nomor urut 1 tetap 93 suara, pasangan nomor urut 2 naik menjadi 97 suara, sedangkan pasangan nomor urut 3 turun jadi 92 suara.
Baca juga: Akan Diakses 1,6 Juta Petugas KPPS pada 14 Februari, Sirekap Terus Diuji KPU
"Itu baru di satu tempat. Jika tak diperbaiki, hal ini jadi masalah serius yang berdampak pada kualitas pemilihan umum kita yang seharusnya bersandar dan berbasis pada kejujuran,” kata Firman, Senin (12/2/2024), dikutip dari siaran pers.
Firman mengatakan, pihaknya mengangkat persoalan ini demi menyelamatkan hak-hak konstitusional rakyat, bukan untuk menguntungkan atau merugikan pasangan tertentu.
Ia mengingatkan, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sangat ditentukan oleh pemungutan dan perhitungan suara sehingga penyimpangan tidak boleh terjadi demi menjaga asas 'one person, one vote, one value'.
Baca juga: KPU Diminta Lindungi Sirekap Cegah Potensi Manipulasi Rekapitulasi
"Yang rugi adalah rakyat dalam kenyataan sesungguhnya. Misalnya ada rakyat yang tidak menjatuhkan pilihan tapi karena ada manipulasi, maka suara satu paslon bisa bertambah. Mari kita rawat dan jaga seluruh proses demokrasi kita yang kalau tidak diproses bisa jadi preseden buruk dalam demokrasi kita,” ujar Firman.
Wakil Direktur Eksekutif Kedeputian Hukum TPN Finsensius Mendrofa menambahkan, kelemahan aplikasi Sirekap ini harus menjadi atensi dan bahan investigasi Bawaslu RI.
"Bisa dibayangkan dampaknya jika persoalan ini terjadi saat penghitungan suara dan penginputan oleh petugas KPPS. Di seluruh Indonesia ada 850 ribu TPS, jadi kalau terjadi 2-3 penambahan suara saja, ada berapa juta suara yang bertambah karena kelemahan aplikasi Sirekap inI," kata dia.
Baca juga: 3 Pulau Terluar di Sumenep Susah Sinyal, Sirekap KPU Berpotensi Tak Berfungsi
Selain melakukan investigasi, TPN Ganjar-Mahfud juga meminta Bawaslu untuk mengawasi secara langsung aplikasi tersebut, misalnya dengan adanya kajian tim teknologi informasi.
TPN Ganjar-Mahfud juga meminta agar ada uji coba simulasi antara KPU dengan tim pemenangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.