Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Membeludak, Kerumunan WNI yang Mau Nyoblos di Kuala Lumpur Mulai Terurai

Kompas.com - 11/02/2024, 15:05 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengungkapkan, kerumunan yang terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) di World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur, Malaysia, sudah mulai terurai.

Kerumunan tersebut karena banyak warga negara Indonesia (WNI) yang ingin melakukan pencoblosan Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, namun ternyata tidak masuk ke dalam daftar pemilih tetap (DPT).

"Setengah jam yang lalu sudah mulai mereda," ujar Wahyu saat dimintai konfirmasi, Minggu (11/2/2024).

Wahyu menjelaskan, awalnya, pemilih yang tidak masuk DPT baru bisa masuk ke TPS sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Baca juga: WNI yang Mau Nyoblos di Kuala Lumpur Membeludak, Ratusan Ribu Orang Tak Masuk DPT

Namun, karena pemilih non DPT mencapai angka ratus ribuan orang, yang mengakibatkan situasi di lokasi menjadi tidak kondusif, akhirnya pemilih-pemilih tersebut boleh masuk lebih awal.

"Awalnya jadwal yang non DPT baru bisa masuk jam 14.00 waktu setempat. Setelah melihat situasi yang tidak kondusif, atas persetujuan PPLN, Dubes, dan KPU, pemilih non DPT sudah boleh masuk lebih awal," tuturnya.

Wahyu menyebut ruangan registrasi dan TPS di WTC Kuala Lumpur memang padat saat ini.

Hanya saja, kata dia, situasinya terkendali meski padat.

"Sekarang yang padat di ruang registrasi dan TPS. Tetapi terkendali," imbuh Wahyu.

Baca juga: Pemilu 2024: Foto Suasana WNI Nyoblos di Swiss, Unik Dilengkapi Bazar Makanan

Sebelumnya, Wahyu Susilo mengungkapkan jumlah WNI yang hendak berpartisipasi dalam Pemilu 2024 RI di Kuala Lumpur, Malaysia, membengkak.

Pasalnya, banyak WNI yang belum terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT), sehingga jumlah orang yang datang ke lokasi TPS membludak.

Dalam video yang diterima dari Wahyu Susilo, tampak ruangan di TPS di WTC Kuala Lumpur penuh sesak.

"Saya berada di kerumunan ribuan calon pemilih di dalam pemilu awal ya di Kuala Lumpur. Di Kuala Lumpur pemilu berlangsung tanggal 11 Februari 2024, dan ada sekitar 223 TPS, TPS ini melayani 223 ribu pemilih," ujar Wahyu dalam rekaman suaranya, Minggu (11/2/2024).

Baca juga: Cerita WNI Nyoblos Kali Pertama di Australia, Naik Bus 30 Menit demi ke TPS

Wahyu menjelaskan, banyak pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di Malaysia datang ke TPS, tapi ternyata mereka tidak terdaftar di DPT.

Dia menyebut ada sekitar 150 ribu orang yang tidak terdaftar ke DPT, namun tetap datang ke TPS untuk mencoblos.

"Jadi diperkirakan jumlah daftar pemilih khusus di Kuala Lumpur ini jumlahnya membengkak ya. Kemarin malam atau tadi malam saya berjumpa pak duta besar, diperkirakan sekitar 150 ribu pemilih yang belum terdaftar di DPT akan datang," tuturnya.

"Anda bisa dengarkan sendiri. Saya berada di keriuhan ribuan calon pemilih yang ngantri di TPS yang dipusatkan di World Trade Center Kuala Lumpur," imbuh Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com