Berbagai atraksi dan pernak-pernik khas Imlek kembali menyemarakkan Imlek. Kelenteng-kelenteng kembali semarak. Bahkan, atraksi kesenian barongsai pada perayaan Imlek tak jarang dikolaborasikan dengan kesenian setempat.
Kebijakan politik yang membahagiakan warga Tionghoa itu makin sempurna setelah Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Sebelumnya hanya libur fakultatif.
Megawati menerbitkan Keppres Nomor 19 Tahun 2002. Keppres itu bukan hanya memberi kesempatan warga Tionghoa merayakan Imlek tanpa gangguan hari kerja, melainkan juga pengakuan dan perlakuan setara terhadap warga Tionghoa dengan warga yang lain.
Kawan saya benar. Politik membuat warga Tionghoa tertekan saat Imlek, tapi politik juga yang membebaskannya.
Saya mencatat pelajaran penting. Hal mulia dan wibawa dari kekuasaan bukan seberapa lama kekuasaan itu dipegang, tapi seberapa tepat kekuasaan itu digunakan. Bukan soal waktu berkuasa, tapi manfaat saat berkuasa bagi kebaikan bersama dan kemaslahatan umum.
Gus Dur dan Megawati tak genap satu periode menjabat presiden. Tapi, kekuasaan itu telah membahagiakan warganya yang hendak merayakan Imlek.
Selamat merayakan Imlek bagi saudara-saudara warga Tionghoa, semoga menuai kebahagiaan dan keberuntungan, Gong Xi Fa Cai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.