Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Akademisi ke Jokowi Dianggap Politis, Mahfud: Mereka Tidak Kampanye, Apa Politisnya?

Kompas.com - 07/02/2024, 23:28 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD membantah sejumlah pihak yang menuding ada kepentingan politik di balik kritik akademisi dari berbagai kampus kepada Presiden Joko Widodo.

Mahfud menilai, keprihatinan yang disampaikan oleh civitas akademika perguruan tinggi tersebut murni merupakan gerakan moral.

"Kalau saya menganggap itu gerakan moral yang murni, kan boleh dong berbeda pendapat," kata Mahfud di Posbloc, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Mahfud beralasan, pernyataan sikap para akademisi itu tidak diikuti ajakan atau kampanye untuk memilih kandidat tertentu di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca juga: Jokowi Bilang Tak Akan Kampanye, Mahfud: Anda Saja yang Menilai

"Mereka itu tidak memihak paslon manapun, tidak mengkampanyekan siapapun, apa politisasinya? Apa misalnya bahwa itu partisan? Tidak ada," kata Mahfud.

Mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini justru balik menuding bahwa ada pihak-pihak yang menyalahgunakan jabatan untuk kampanye.

"Justru yang kemudian melakukan langkah-langkah yang ingin memenangkan calon tertentu itulah yang melakukan politisasi di luar tugasnya," kata dia.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini pun mendorong para akademisi untuk lebih lantang bersuara meski ada yang meminta mereka untuk diam.

Baca juga: Mahfud Sebut KPK Tak Lagi Independen, Janji Revisi UU KPK jika Jadi Wapres

Lebih lanjut, Mahfud tidak berkomentar banyak soal adanya permintaan dari polisi kepada sejumlah rektor untuk membuat video berisi testimoni terhadap Presiden Joko Widodo.

Menurut Mahfud, pihak kepolisian sudah mengakui adanya permintaan kepada para rektor, apapun alasan mereka melakukan hal tersebut.

"Bahwa ini untuk cooling system dan sebagainya terserah mereka, tapi mereka sudah mengaku itu dilakukan," kata dia.

Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menilai ada kepentingan politik di balik masifnya kritik para akademisi kepada Jokowi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca juga: Hajatan Rakyat di Solo, Ganjar-Mahfud Akan Naik Gerobak Sapi dari Ngarsopuro ke Benteng Vastenburg

"Akhir-akhir ini, terlihat ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik," ujar Ari, Jumat (2/2/2024).

Namum demikian, Ari mengeklaim bahwa pemerintah tetap memandang kritik sebagai vitamin untuk memperbaiki kualitas demokrasi.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga memberikan respons senada terhadap kritik dari kampus kepada Jokowi.

Bahlil menuding bahwa pernyataan para akademisi itu merupakan skenario yang diciptakan pihak tertentu.

Baca juga: Mahfud Setuju Koruptor Dihukum Mati

"Ini skenario, ini kita sudah paham sebagai mantan aktivis," ujar Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2/2024).

"Ya sudahlah, mana ada politik tidak ada yang ngatur-ngatur. Kita tahu lah, ini penciuman saya sebagai mantan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ngerti betul barang ini. Terkecuali aku ini mahasiswa dulu kutu buku. Kita ini besar di jalan, gimana kita enggak paham gini-ginian," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com