Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto Kaitkan Bentuk Penindasan dengan Situasi Politik Terkini Saat Ulas Buku Karya Sindhunata

Kompas.com - 16/01/2024, 05:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menghadiri pameran lukisan karya Budi Ubrux bertajuk "Ratu Adil" di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Palmerah, Jakarta, Senin (15/1/2024).

Pada kesempatan tersebut, Hasto juga mengaku mendapatkan pelajaran dari buku karya Romo Sindhunata berjudul "Ratu Adil Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik".

Menurutnya, apa yang digambarkan dalam buku tersebut relevan dengan situasi politik saat ini yang disebutnya penuh dengan tekanan.

"Dan ternyata suasananya sangat mendukung terhadap situasi politik saat ini. Tentang harapan wong cilik, harapan rakyat kecil yang ketika menghadapi berbagai bentuk penindasan," kata Hasto ditemui di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Palmerah, Jakarta, Senin (15/1/2024).

Baca juga: Hasto Ungkap Ganjar-Mahfud Rajin Sambangi Jateng-Jatim karena Ada Intimidasi

Berbagai bentuk penindasan, menurut Hasto, turut dialami oleh partainya maupun pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Namun, Hasto tak menjawab gamblang saat ditanya apa saja bentuk penindasan dan kapan dan di mana hal itu terjadi.

Dia hanya mengungkap alasan mengapa Ganjar-Mahfud rutin kampanye di Jawa Tengah dan Jawa Timur beberapa waktu terakhir.

"Jadi, mengapa Pak Ganjar-Prof Mahfud datang ke Jawa Timur, datang ke Jawa Tengah karena dua wilayah ini yang berdasarkan laporan tim hukum kami, terjadi banyak praktik-praktik pengerahan dari instrumen kekuasaan untuk memenangkan (pasangan calon lain) dan berhadapan dengan Pak Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD," ujarnya.

Baca juga: Maruarar Pamit dari PDI-P, TKN Fanta Harap Prabowo-Gibran Dapat Energi Tambahan

Hasto lantas mengaku bahwa partainya terus berpegang pada ajaran Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno tentang seorang petani bernama Marhaen.

Menurutnya, filosofi Marhaen itu yang kemudian dituangkan Bung Karno melalui Pancasila. Filosofi ini juga dianggap sejalan dengan kekuatan PDI-P.

"Dan ini senapas dengan kontemplasi ideologis yang dilakukan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dan oleh seluruh jajaran PDI Perjuangan," katanya.

Hasto mengatakan, pembebasan bagi rakyat kecil itu dituangkan PDI-P lewat berbagai tema Rapat Kerja Nasional (Rakernas) semisal pada Juni 2023, yakni "Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara".

"Sehingga buku ini (karya Romo Sindhunata) memberikan kerangka tidak hanya dari aspek antropologis, sosiologis dan juga historis tentang perjuangan wong cilik, perjuangan petani di dalam menghadapi penindasan khususnya pada masa kolonialisme Belanda," ujar Hasto.

"Di mana muncul beberapa kali pemberontakan petani dan juga menyatu yang juga memunculkan suatu mitologi ratu adil. Suatu konsepsi yang membangun harapan," kata Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini lagi.

Baca juga: Hasto Bagi-bagi Telur Gratis, TKN Prabowo-Gibran Sindir Kubu Ganjar-Mahfud Sedang FOMO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com