Menurut pengamat politik Jannus TH Siahaan, tren kedekatan kedua kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Gibran mulai muncul setelah debat pertama presiden. Saat itu Anies dan Ganjar bersama-sama menyerang Prabowo.
Baca juga: Saat Ganjar Tanya ke Bawaslu Apakah Boleh Bagi-bagi HP Saat Kampanye...
"Lalu pada debat kedua, tren tersebut semakin jelas. Hal itu juga didukung oleh fakta hasil survei yang tidak juga memberi kepastian kepada kubu Prabowo soal pemilu satu putaran," kata Jannus dalam keterangannya seperti dikutip pada Senin (15/1/2024).
Selain itu, Jannus menilai tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran tak kunjung menembus angka 50 persen. Hal itu, menurut dia, memperlihatkan ceruk pemilih Prabowo-Gibran sudah masuk pada level klimaks dan sulit untuk ditingkatkan lagi.
"Artinya Pemilu berkemungkinan besar akan menjadi dua putaran. Nah, mau tak mau satu di antara dua akan lolos ke putaran kedua, melawan Prabowo- Gibran," ujar Jannus.
"Itu bisa saja Anies, ataupun Ganjar. Dan dengan tren perolehan suara Prabowo-Gibran yang tak juga tembus 50 persen, maka Anies dan Ganjar yang masuk putaran kedua berpeluang mengalahkan Prabowo, jika menggabungkan kekuatan," sambung Jannus.
Jannus mencontohkan, jika pada pemungutan suara perolehan suara maksimal Prabowo-Gibran hanya 45 persen, maka 55 persen adalah milik Anies dan Ganjar.
Baca juga: Cek Potensi Besar Perikanan di Maluku, Anies: Harus Diiringi dengan Regulasi
"Artinya, jika kedua kubu bersatu, maka peluang mengalahkan Prabowo Gibran semakin besar bukan?" kata Jannus.
Soal kerja sama antarpartai di kedua kubu, kata Jannus, peluang masih sangat terbuka.
Sebab jika Ganjar masuk putaran kedua, kata Jannus, PDI-P berpeluang menarik Partai Nasdem dan PKB karena mereka selama 9 tahun terakhir sudah bersama.
"Sedangkan peluang PDI-P bersatu dengan PKS memang kecil, tapi bukan berarti tak mungkin. Politik terkait kepentingan dan negosiasi atau lobi juga kan ya?" papar Jannus.
Menurut Jannus, jika Anies gagal lolos di putaran pertama dan bergabung dengan Ganjar beserta para partai pendukungnya pada putaran kedua Pilpres, maka diprediksi persaingan akan semakin sengit karena kekuatan akan nyaris imbang.
Baca juga: Bercanda Ingin Bagi-bagi Ponsel, Ganjar: Yang Bawa Susu Saja Diperiksa...
"Apalagi jika ketiga partai bisa membujuk PKS untuk bergabung. Jika hal itu terjadi, maka peluang mengalahkan pasangan nomor urut 2 akan semakin terbuka lebar," ucap Jannus.
Begitu juga jika nantinya Ganjar tidak lolos ke putaran kedua dan memutuskan bergabung dengan kubu Anies. Menurut Jannus, dengan cara itu PDI-P bisa membalas sikap politik Jokowi yang seolah semakin terbuka mendukung Prabowo-Gibran.
"Kesumat PDI-P kepada Jokowi sudah sama-sama publik dan kita ketahui bukan? Logikanya, musuh dari musuh saya adalah kawan," papar Jannus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.