Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Terbuka Anies dan Ganjar Bergabung Hadapi "Musuh Bersama"

Kompas.com - 15/01/2024, 18:07 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

Menurut pengamat politik Jannus TH Siahaan, tren kedekatan kedua kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Gibran mulai muncul setelah debat pertama presiden. Saat itu Anies dan Ganjar bersama-sama menyerang Prabowo.

Baca juga: Saat Ganjar Tanya ke Bawaslu Apakah Boleh Bagi-bagi HP Saat Kampanye...

"Lalu pada debat kedua, tren tersebut semakin jelas. Hal itu juga didukung oleh fakta hasil survei yang tidak juga memberi kepastian kepada kubu Prabowo soal pemilu satu putaran," kata Jannus dalam keterangannya seperti dikutip pada Senin (15/1/2024).

Selain itu, Jannus menilai tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran tak kunjung menembus angka 50 persen. Hal itu, menurut dia, memperlihatkan ceruk pemilih Prabowo-Gibran sudah masuk pada level klimaks dan sulit untuk ditingkatkan lagi.

"Artinya Pemilu berkemungkinan besar akan menjadi dua putaran. Nah, mau tak mau satu di antara dua akan lolos ke putaran kedua, melawan Prabowo- Gibran," ujar Jannus.

"Itu bisa saja Anies, ataupun Ganjar. Dan dengan tren perolehan suara Prabowo-Gibran yang tak juga tembus 50 persen, maka Anies dan Ganjar yang masuk putaran kedua berpeluang mengalahkan Prabowo, jika menggabungkan kekuatan," sambung Jannus.

Jannus mencontohkan, jika pada pemungutan suara perolehan suara maksimal Prabowo-Gibran hanya 45 persen, maka 55 persen adalah milik Anies dan Ganjar.

Baca juga: Cek Potensi Besar Perikanan di Maluku, Anies: Harus Diiringi dengan Regulasi

"Artinya, jika kedua kubu bersatu, maka peluang mengalahkan Prabowo Gibran semakin besar bukan?" kata Jannus.

Soal kerja sama antarpartai di kedua kubu, kata Jannus, peluang masih sangat terbuka.

Sebab jika Ganjar masuk putaran kedua, kata Jannus, PDI-P berpeluang menarik Partai Nasdem dan PKB karena mereka selama 9 tahun terakhir sudah bersama.

"Sedangkan peluang PDI-P bersatu dengan PKS memang kecil, tapi bukan berarti tak mungkin. Politik terkait kepentingan dan negosiasi atau lobi juga kan ya?" papar Jannus.

Menurut Jannus, jika Anies gagal lolos di putaran pertama dan bergabung dengan Ganjar beserta para partai pendukungnya pada putaran kedua Pilpres, maka diprediksi persaingan akan semakin sengit karena kekuatan akan nyaris imbang.

Baca juga: Bercanda Ingin Bagi-bagi Ponsel, Ganjar: Yang Bawa Susu Saja Diperiksa...

"Apalagi jika ketiga partai bisa membujuk PKS untuk bergabung. Jika hal itu terjadi, maka peluang mengalahkan pasangan nomor urut 2 akan semakin terbuka lebar," ucap Jannus.

Begitu juga jika nantinya Ganjar tidak lolos ke putaran kedua dan memutuskan bergabung dengan kubu Anies. Menurut Jannus, dengan cara itu PDI-P bisa membalas sikap politik Jokowi yang seolah semakin terbuka mendukung Prabowo-Gibran.

"Kesumat PDI-P kepada Jokowi sudah sama-sama publik dan kita ketahui bukan? Logikanya, musuh dari musuh saya adalah kawan," papar Jannus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Nasional
Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Nasional
Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Nasional
Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Nasional
4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

Nasional
Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Nasional
Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-mal' di Sumsel, Ajak Bocah Makan 'Snack' di Mejanya

Momen Jokowi "Nge-mal" di Sumsel, Ajak Bocah Makan "Snack" di Mejanya

Nasional
Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Nasional
Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Nasional
Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Nasional
Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Nasional
Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Nasional
Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Nasional
Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com