Sebelum ada video "AI-deepfake" untuk ‘menghidupkan’ orang yang telah meninggal atau foto dan gambar seseorang orang kemudian dijadikan video, sudah ada hologram yang tampil seperti gambar hidup.
Hologram merupakan produk dari teknologi holografi. Terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk mikroskopik, hingga menjadi suatu gambar, pemandangan, atau adegan.
Seperti penggunaan hologram dalam konser Chrisye tahun 2012 silam, maupun konser Glenn Fredly pada 2023 lalu, membuat kedua musisi itu serasa hidup dan hadir di tengah penonton atau pertunjukan konser.
Dalam konser “Glenn Fredly: 25 Years of Music” pada 24 Juni 2023, di Beach City International Stadium Ancol, hologram Glenn bahkan dibuat hingga bisa berduet dengan istrinya, Mutia Ayu di atas panggung.
Majunya teknologi digital dan pendekatan kreatif atau kreativitas menemukan momentum dan relevansinya di dunia hiburan. Disambut dengan baik, menghibur dan tak menuai kontroversi apalagi resistansi, karena sesungguhnya teknologi adalah sahabat perubahan.
Sementara terkait atau di ranah politik, "AI-deepfake" menjadi fenomena yang turut menandai era disrupsi demokrasi-politik, memerlukan adanya kesadaran dari para politisi, bahwa kreativitas adalah keniscayaan, tapi pertimbangan moral dan etik juga menjadi penting.
Selain itu, ke depan diperlukan adanya regulasi yang memadai. Selain untuk mengatur batasan-batasan pemanfaatan teknologi berbasis AI (deepfake), baik itu dalam bentuk video, termasuk berupa penulisan karya ilmiah yang belakangan ini meminggirkan orisinalitas.
Tahun lalu, video hasil "AI-deepfake" Prabowo Subianto berbicara dalam bahasa Arab dan juga video Presiden Jokowi berpidato dalam bahasa China sama-sama viral di media sosial, di Tiktok ditonton jutaan kali.
Bagi orang awam yang tak memahami perkembangan AI, kedua video itu bisa saja diperuntukan dan efektif dalam meningkatkan kredibilitas diplomatik mereka yang ditampilkan itu, sekalipun itu adalah fake.
Juga pada tahun lalu, lebih dari 500 penulis dilarang mengirim tulisannya ke majalah fiksi ilmiah dan fantasi Clarkesworld di Amerika Serikat (AS), karena ketahuan telah menggunakan Chat GPT.
Menunjukan bahwa kita bukan saja telah masuk dalam era persaingan antara kecerdasan buatan dan kecerdasan otentik, tapi kondisi di mana moral dan etik pun harus semakin dikedepankan, menjadi filter, sehingga orang yang telah meninggal tidak asal dihidupkan, apalagi untuk urusan politik kekuasaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.