Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Masa Iya Jokowi Jadi "Jubir" Prabowo?

Kompas.com - 13/01/2024, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AWAL pekan lalu (8/1/2024), setidaknya di mata penulis, kian kental saja hal tersirat sokongan Presiden Jokowi kepada calon presiden nomor dua Prabowo Subianto.

Yakni ketika sang presiden menanyakan jalannya debat ketiga, yang dinilainya sarat serangan personal.

Kita ketahui bersama hal ini ketika Prabowo "dirujak" bersama capres nomor satu Anies Baswedan dan capres nomor tiga Ganjar Pranowo soal kompetensi pertahanan dan geopolitik.

Sokongan tersirat sebelumnya diberikan dalam makan malam berdua Jokowi-Prabowo sebelum debat, Jumat (5/1/2024) di Jakarta.

Presiden Jokowi di mata penulis hendak berkomunikasi nonverbal, menyampaikan pesan bahwa Prabowo capres yang didukungnya.

Sebab, beda ketika tahapan kampanye belum dimulai, ketiga capres diajak makan siang, Senin, 30 Oktober 2023.

Sementara kini Jokowi makan hanya dengan satu capres dan momentumnya pun sangat dekat dengan Debat ketiga, Minggu (7/1/2024).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang jalan pagi bersama di Kawasan Istana Bogor sekitar Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/1/2204).Partai Golkar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang jalan pagi bersama di Kawasan Istana Bogor sekitar Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/1/2204).
Tak cukup sampai sana. Setelah makan malam, Jokowi sarapan dengan Ketua Umum Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto pada Sabtu (6/1/2024), juga makan bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Minggu (7/1/2024). Keduanya ketua partai pengusung Prabowo-Gibran Rakabuming.

Apakah Jokowi paham performa Prabowo di debat perdana kurang oke, sehingga perlu di-booster dengan komunikasi nonverbal sebanyak itu? Hanya Jokowi dan Tuhan YME yang tahu.

Yang jelas, penulis sebagai dosen dan praktisi public relations, menilai terlalu mudah untuk menangkap bahwa Jokowi telah, sedang, dan terus menjadi "jubir" Prabowo.

Bahasa lisan, apalagi bahasa gestur yang diperlihatkannya, terlalu kental rona dan arah kemana telunjuk mengarah.

Nama kandidat yang didukung memang tak disebut Jokowi. Namun terutama relawan pendukungnya, akan terlihat buta, tuli, dan naif sekira tak bisa menangkap siapa figur yang didukungnya. Toh, masyarakat umum (bukan relawan) saja sudah bisa mengendusnya.

Baca juga: Jokowi Makan Malam bersama Prabowo, Sekjen Gerindra: Ditafsirkan Dukungan Sah-sah Saja, tapi Lebih dari Itu…

Jadi, tak berlebihan jadinya, jika khususnya Anies, Ganjar, para pendukung keduanya, dan tentu khalayak rasional umumnya, balik mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi sampai sedalam itu untuk cawe-cawe urusan Pilpres?

Kalaupun mau berkomentar, tentu sifatnya harus di tengah dan berkomentar menyeluruh ke semua paslon, bukan bertendensi mengadvokasi satu calon. Jadinya, kesan "jubir" tadi seolah terjustifikasi dengan laku komunikasi Jokowi.

Sadar akan situasinya, Selasa (9/1/2024), Jokowi mengklarifikasi bahwa pernyataannya bukan ke satu-dua paslon. But the damage has done, and communication is irreversible.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com