Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Relawan Anies dan Ganjar Nyatakan Diri Dukung Prabowo-Gibran

Kompas.com - 12/01/2024, 20:44 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Komandan Golf Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Gojali Harahap, mengeklaim, kini banyak eks pendukung Anies dan Ganjar yang mengalihkan dukungan ke pasangan calon nomor urut 2.

Antara lain, sejumlah aktivis Turun Tangan (pendukung Anies Baswedan) dan relawan Sahabat Ganjar Pranowo (SGP).

"Memang akhir-akhir ini terutama setelah debat pilpres yang ketiga itu migrasi kepada Pak Prabowo atau dukungan kepada Pak Prabowo itu semakin hari semakin banyak dan mengalir terus," kata Gojali dalam konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Gojali mengaku yakin dukungan ini dapat menambah kekuatan Prabowo-Gibran untuk dapat memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dalam satu putaran.

Baca juga: Ulama dan Kiai Kampung Deklarasi Dukungan untuk Ganjar-Mahfud

Sanghyang Sukma Wahyu Abadi yang mengaku sebagai inisiator gerakan Turun Tangan di Yogyakarta mengaku tidak lagi mendukung Anies karena tidak ingin gerakan tersebut terlibat dalam politik praktis.

"Kita punya kesepakatan bersama bahwasanya Turun Tangan tidak akan digunakan sebagai gerakan politik praktis apapun, untuk mendukung siapapun itu termasuk inisiator," ujar dia.

Sanghyang pun memutuskan mendukung Prabowo setelah Anies menyerang menteri pertahanan tersebut dalam debat calon presiden pada Minggu (7/1/2024) kemarin.

Menurut dia, penampilan Anies dalam debat tersebut tidak sesuai dengan narasi yang diperjuangkan oleh Turun Tangan yakni jangan pernah menyakiti orang baik.

Baca juga: Paslon Nomor 2 Dapat Dukungan Para Mantan Kades, Hashim: Saya akan Sampaikan ke Prabowo

"Mungkin secara kendaraan Pak Prabowo tidak pintar untuk berdialektika, tetapi kami melihat Pak Prabowo melakukan baktinya kepada negeri ini dengan baik. Itulah salah satu contoh, salah satu alasan kami kenapa imigrasi ke Prabowo Gibran," kata Sanghyang.

Sementara itu, Ketua Umum SGP Ahmad Muhdlor Ihsan mengaku mencabut dukungannya ke Ganjar karena merasa sudah diinjak-injak harga dirinya.

Padahal, ia mengeklaim bahwa SGP telah berjuang dengan tenaga, pikiran, dan materi untuk mendukung Ganjar.

Baca juga: Prabowo dan Jokowi Makan Malam Bersama, Kode Keras Dukungan Penuh Presiden?

"Kita SGP sebetulnya berjuang berdarah-darah dengan tenaga, pikiran, serta materi yang sudah tercatat di dalam kesekretariatan adalah nyuwun sewu, mohon maaf, kita sudah habis Rp 2,2 miliar selama 2 tahun," ujar Muhdlor.

"Kenapa SGP menarik dukungan karena kita, kami, ketua umum SGP dan seluruh jajaran pengurus se-indonesia, merasa kita sudah diinjak-injak harga diri kita, itu alasan kenapa SGP kita bubarkan dan kita menarik dukungan dari Ganjar Pranowo," imbuh dia.

Namun, Muhdlor tidak mau mengungkapkan peristiwa apa yang membuat SGP merasa harga dirinya diinjak-injak.

Baca juga: [VIDEO] Hoaks! Golkar Deklarasikan Dukungan kepada Ganjar di Pilpres

Adapun SGP memutuskan untuk mendukung Prabowo setelah berdiskusi dengan seorang kiai yang menyarankan agar SGP mendukung Prabowo.

Menurut Muhdlor, kiai tersebut menyarankan untuk mendukung Prabowo karena ada sosok Presiden Joko Widodo di belakang Prabowo.

"Presiden Joko Widodo wali kutub, rajanya para wali dalam hal urusan mengurus negara, mengurus bangsa, dan mengurus rakyat," ujar Muhdlor.

Setelah mendukung Prabowo-Gibran, sejumlah eks aktivis Turun Tangan membentuk organisasi Jenderal Muda 08 sedangkan SGP berubah nama menjadi Barisan Santri Indonesia (BSI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com