Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye di Sibolga, Anies: Ada Permainan yang Buat Rakyat Menderita

Kompas.com - 12/01/2024, 18:07 WIB
Singgih Wiryono,
Krisiandi

Tim Redaksi

SIBOLGA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1  Anies Baswedan mengatakan, ada permainan yang membuat rakyat Indonesia menjadi menderita selama ini.

Hal itu disampaikan Anies dalam kampanye Tablig Akbar di Sibolga, Sumatera Utara ditayangkan Kompas TV, Jumat (12/1/2024).

Anies awalnya meminta para pendukungnya untuk merekam dan menyampaikan pesan kampanyenya bahwa bertahun-tahun rakyat Indonesia dalam kesulitan.

Baca juga: Sebut Kubu Anies dan Ganjar Makin Mesra karena Senasib, PKB: Sama-sama Melawan Orba Reborn

"Sampaikan kepada semuanya, bahwa selama bertahun-tahun Indonesia dalam situasi rakyatnya dalam kesulitan," tutur Anies.

Ia mengatakan, harga kebutuhan pokok mahal, lapangan pekerjaan yang sulit, biaya pendidikan yang mahal dan biaya kesehatan yang tinggi menjadi penderitaan rakyat.


"Dan itu semua bukan karena semata-mata mahal harganya, tapi karena ada permainan-permainan yang membuat rakyat menjadi menderita," ucapnya.

Sebab itu, Anies mengajak agar pendukungnya terus menyuarakan gerakan perubahan.

Kebijakan yang saat ini dilakukan dan menyengsarakan rakyat harus diubah dan perubahan dilakukan dengan cara Pemilu 2024 nanti.

Baca juga: Anies Dinilai Sedang PDKT ke Megawati, Ingin Bangun Kerja Sama jika Pilpres 2 Putaran

"14 Februari adalah waktunya, simpan rekaman ini dan ajak kepada semua, bahwa 14 Februari adalah hari perubahan menuju Indonesia adil makmur untuk semua," katanya.

Anies juga mengajak agar simpatisan dan pendukungnya mengajak siapa pun yang mereka temui untuk ikut dalam gerakan perubahan.

"Titip salam kepada keluarga, tetangga dan siapapun yang ditemui, sampaikan bahwa ini bukan soal satu orang, ini bukan soal satu partai, ini soal nasib anak cucu kita di masa yang akan datang," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com